Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warteg Pun Ikut Terdampak Pandemi Covid-19

Kompas.com - 28/01/2021, 09:20 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak usaha warung tegal (warteg) di Jakarta terancam bangkrut di tengah pandemi Covid-19 ini. Tempat makan yang nyaris identik dengan rakyat kecil karena harga yang bersahabat itu kini banyak yang ditutup karena kehilangan pelanggan.

Ketua Koordinator Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, sebagian besar pemilik warteg, khususnya di Jakarta, memilih tutup karena tak sanggup membayar sewa tempat.

"Itu kan karena teman-teman realistis ya, dengan kondisi sewa yang cukup mahal dia memilih alternatif melakukan pengurangan usahanya. Ada juga yang tutup, 63 persen kami tutup," kata Mukroni,  Sabtu (23/1/2021) lalu.

Baca juga: Daya Beli Masyarakat Menurun, Banyak Pengusaha Warteg Terancam Gulung Tikar

Beberapa dari mereka ada yang pindah ke pinggiran Jakarta, seperti Bogor, Depok dan Bekasi. Namun ada juga yang pulang ke kampung halaman.

"Membayar kontrak yang di Jakarta kan lebih mahal dibandingkan yang di tepi (pinggiran) dan harganya cukup jomplang jadi warteg-warteg ini pindahnya ke pinggiran, kayak Bekasi, Depok, ada juga yang kembali ke kampung," ujar dia.

Menurut Mukroni jumlah warteg telah berkurang sejak 2019. Pandemi Covid-19 memperburuk kondisi ekonomi para pengusaha warteg itu.

Alih profesi

Demi memenuhi kebutuhan ekonomi, para pemilik warteg yang gulung tikar ini terpaksa beralih profesi. Beberapa dari mereka ada yang menjadi kuli panggul, tukang ojek hingga kembali bertani di kampung halaman.

"Ada yang alih profesi kayak ojek online, ke transportasi, kalau yang di kampung ada yang jadi petani, ada kuli bangunan," ujar Mukroni.

"Terus ya lamar-lamar kerja, ke warteg yang masih buka jadi yang tadinya dia pengusaha jadi karyawan ke warteg yang masih buka," lanjutnya.

Salah satu pengusaha warteg, Warmo, terpaksa menutup tiga wartegnya di kawasan Halim, Jakarta Timur karena kehilangan banyak pelanggan. Ia memilih pulang kampung dan menggantungkan hidupnya dengan menjadi kuli bangunan.

"Sebelumnya (pekerjaannya) ganti-ganti, maksudnya kalau ada nyuruh ikut, untuk menyambung hiduplah. Sekarang lagi jadi kuli bangunan, saya dapat Rp 100.000 per hari sama uang makan Rp 20.000," ucap Warmo.

50 persen terancam gulung tikar

Mukroni menyatakan, sekitar 50 persen atau 20.000 unit warteg di Jabodetabek bakal gulung tikar tahun ini.

"Sekarang ini sampai 50 persen yang bakal pulang," kata Mukroni.

Baca juga: 50 Persen Warteg di Jabodetabek Terancam Gulung Tikar Tahun Ini

Menurut Mukroni, pada akhir tahun lalu sudah banyak pemilik warteg yang memutuskan untuk tutup usaha.

"Selama 2020, saya menghitung sekitar 25 persen dari total warteg yang ada di Jabodetabek pulang," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com