Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bogor Klaim Ganjil Genap Mampu Kurangi Mobilitas Warga

Kompas.com - 08/02/2021, 15:43 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengklaim penerapan sistem ganjil genap saat akhir pekan kemarin mampu mengurangi jumlah mobilitas kendaraan yang masuk ke Kota Hujan.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, jumlah volume kendaraan yang masuk ke Kota Bogor pada Sabtu-Minggu lalu terlihat lebih landai.

Bima menyebut, berdasarkan data volume kendaraan yang masuk Gerbang Exit Tol Jagorawi pintu Baranangsiang pada Sabtu (6/2/2021), tercatat 21.360 kendaraan. Sementara, pada Sabtu (30/1/2021) lalu, ada 29.442 kendaraan yang masuk.

Kemudian, Minggu (31/1/2021) ada 2.931 kendaraan dan Minggu (7/2/2021) ada 1.567 kendaraan atau turun 47 persen.

Baca juga: Ganjil Genap Kota Bogor Dimulai, Tak Ada Sanksi Tilang Hingga Ojek Online Dapat Pengecualian

"Tujuan dari ganjil genap ini untuk mengurangi mobilitas warga dan ternyata bisa dilakukan. Ini terlihat dari dua hari ini Kota Bogor jauh lebih lengang 40 sampai 50 persen," ungkap Bima, Senin (8/2/2021).

Bima menambahkan, terlalu cepat jika harus menilai dampak korelasi antara pengurangan mobilitas tersebut dengan penurunan angka kasus Covid-19 di wilayahnya.

Paling tidak, kata Bima, butuh waktu sekitar seminggu atau dua minggu untuk bisa melihat apakah pengurangan mobilitas dari sistem ganjil genap ini ada dampak bagi tren Covid-19 di Kota Bogor.

"Kita masih harus lihat minggu depan. Minggu depan nanti kita pelajari tren kasusnya, klaster-klasternya, apakah kemudian ada hubungannya dengan usaha kami menekan mobilitas di akhir pekan," ucapnya.

Baca juga: Ayu Ting Ting Kena Razia Ganjil Genap di Bogor, Petugas Minta Putar Balik

"Tentunya keberhasilan ini akan dikaitkan dengan angka-angka kasus positif Covid-19 di Kota Bogor, yang baru bisa terlihat paling cepat seminggu atau dua minggu ke depan,” kata Bima.

Ia melanjutkan, Pemkot Bogor akan lebih memaksimalkan lagi penerapan ganjil genap pada pekan depan yang bertepatan dengan long weekend.

Setelah itu, sambung Bima, Pemkot akan melihat data-data apakah ganjil genap menunjukan korelasi penurunan angka kasus Covid-19.

"Ya, sangat mungkin kita lanjut ke depan. Semua tergantung pada data. Dan kami akan undang ahli epidemiolog untuk memberikan sarannya mengingat angka Covid-19 masih tinggi. Tapi kan efek dua hari ganjil genap kemarin baru akan terlihat satu minggu ke depan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com