Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Bangunan di Jaksel Diminta Tak Parkir Kendaraan di Trotoar

Kompas.com - 02/03/2021, 15:59 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan meminta pemilik bangunan di pinggir jalan agar tak memaksakan tamunya memarkirkan kendaraan di trotoar jalan.

Pemilik bangunan dinilai harus memiliki upaya lain agar kendaraan tak mengokupasi trotoar.

“Kalau memang tidak ada lahan parkir yang mencukupi tentu diharapkan jangan dipaksakan untuk parkir (di trotoar). Harus ada upaya lain dari pemilik bangunan,” kata Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, Budi Setiawan saat dikonfirmasi, Senin (1/3/2021) malam.

Ia mengusulkan, upaya yang bisa dilakukan pemilik bangunan seperti sistem parkir valet. Setiap kendaraan nantinya akan diparkirkan di lokasi parkir yang sudah ditentukan.

Baca juga: Pemprov DKI Mulai Uji Coba Insentif Parkir untuk Kendaraan Lulus Uji Emisi

“Ke depan memang harus dikembangkan tilang elektronik dengan menggunakan CCTV supaya bisa (pelanggaran) terawasi 1 x 24 jam,” ujar Budi.

Berdasarkan data Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, pada bulan Februari terdapat 745 kasus pelanggaran penggunaan trotoar di Jakarta Selatan. Sebanyak 75 persen didominasi oleh pelanggaran yaitu parkir kendaraan di trotoar.

"Kami selalu melakukan penertiban setiap harinya untuk mendisiplinkan masyarakat agar tidak parkir di trotoar,” ujar Budi.

Berdasarkan pengamatan Koalisi Pejalan Kaki, penggunaan trotoar di Jalan RS Fatmawati-Blok M yang tak sesuai penggunaannya sudah berlangsung sejak lama.

Mobil-mobil dan motor disebutnya berasal milik pengunjung gedung-gedung pertokoan di sepanjang Jalan RS Fatmawati dan rekan-rekan online.

Baca juga: Tunanetra Tabrak Truk di Trotoar, Koalisi Pejalan Kaki: Jalan Fatmawati-Blok M Itu Jalur Tengkorak

“Kondisi trotoar di Jalan RS Fatmawati itu sudah di titik nadir untuk kasus okupasi trotoar. Ini sudah seperti snow ball. Koalisi Pejalan Kaki sudah bingung mau ngomong apa. Itu trotoar selalu diokupasi terus,” ujar Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/2/2021) sore.

Alfred menyebutkan, kondisi trotoar di Jalan RS Fatmawati ke Blok M dan sebaliknya disebutnya sebagai jalur tengkorak khususnya di jam-jam sibuk.

Para pejalan kaki khususnya penyandang tunanetra merasa terancam haknya karena jalur trotoar yang digunakan tak sesuai.

Baru-baru ini seorang tunanetra penjual kerupuk ikan membentur truk yang sedang parkir di trotoar Jalan Panglima Polim Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Truk tersebut diketahui diparkir dan melindas jalur prioritas khusus disabilitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com