TANGERANG, KOMPAS.com - Wali murid jenjang SD dan SMP di Kota Tangerang, Banten memiliki respons yang berbeda terhadap wacana pembelajaran tatap muka yang direncanakan berlangsung pada Juli 2021.
Syafudi Atthar seorang orangtua murid, menyatakan bahwa ia menolak wacana pembelajaran tatap muka.
Alasannya, pandemi Covid-19 bisa saja berlangsung hingga Juli mendatang.
"Kalau nanti tatap muka bisa dilaksanakan, risikonya yang ditempuh sangat tinggi karena enggak ada jaminan untuk anak-anak di sekolah," kata Atthar melalui sambungan telepon, Kamis (4/3/2021) malam.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Depok Tahun Ajaran 2021/2022 Tergantung Situasi Bulan Juni
Atthar berpendapat, seseorang yang menerima CoronaVac masih dimungkinkan terpapar virus SARS-CoV-2.
Berkait pendapatnya tersebut, Atthar yang memiliki tiga anak di bangku sekolah dasar, menyatakan berkeberatan dengan wacana pembelajaran tatap muka.
"Bila ada dalih guru sudah divaksin dan lain sebagainya, kan enggak ngejamin kalau orang yang divaksin tetap sehat. Singkatnya sebagai wali murid, saya berkeberatan, belum saatnya," ungkap dia.
Atthar menyebut ketiga anaknya merindukan teman-teman di sekolah. Namun, sebagai orangtua, ia mencoba memberikan pengertian berkait bahaya virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 secara perlahan.
Dari pengertian yang Atthar berikan, tiga anaknya pun memahami akan bahaya virus tersebut.
"Kalau ditanya hambatan (sekolah daring), ya pasti masalah sinyal atau kuota. Itukan beberapa orangtua mengalami," ungkap Atthar.
Untuk mengatasi kejenuhan anak-anaknya, Atthar bersama istrinya kerap kali mengajak ketiga anaknya untuk beraktifitas di luar pembelajaran sekolah, yakni menulis, menggambar, hingga bertukar pikiran.
Baca juga: Pemkot Tangsel Siap Gelar KBM Tatap Muka jika Target Vaksinasi Guru Tercapai
"Artinya anak-anak enggak vakum, gitu," kata dia.
Dalam kesempatan ini, Atthar berharap pandemi Covid-19 dapat segera berakhir sehingga pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan.
"Pandemi Covid-19 cepet selesai. Ketika pandemi selesai, dapat dengan lega, dengan PD (percaya diri), silahkan kegiatan tatap mukanya (diterapkan)," tutur Atthar.
Sementara itu, Gilang Rizky, seorang wali murid yang adiknya duduk di kelas 1 salah satu SMP di Kota Tangerang, menyatakan bahwa ia cenderung menyetujui proses belajar tatap muka itu.