Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Penghuni Kontrakan yang Selamat dari Kebakaran di Rumah Petak Matraman

Kompas.com - 25/03/2021, 13:19 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran hebat terjadi di permukiman padat penduduk di Jalan Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur, pada Kamis (25/3/2021) dini hari. Sebanyak 10 orang tewas dalam kejadian tersebut.

Semua korban adalah warga yang menempati rumah kontrakan yang terletak di gang buntu. Gang tersebut memiliki lebar sekitar satu meter.

Di gang tersebut berdiri kontrakan empat pintu yang ditempati lima kepala keluarga (KK) dengan total penghuni 15 orang.

Salah seorang warga yang selamat, Nanang Wahyudi (37), menuturkan bahwa kebakaran terjadi sekitar pukul 04.50 WIB. Lokasi kontrakan mereka diapit dua kontrakan lain yang dihuni tiga KK.

"Saya sama istri bangun dari tidur itu karena dengar teriakan-teriakan tetangga kanan-kiri. Mereka teriak minta tolong, tapi enggak teriak kebakaran," ujar Nanang, dilansir dari TribunJakarta.com.

Baca juga: Kronologi Kebakaran di Rumah Petak Matraman yang Tewaskan 10 Orang

Ketika Nanang membuka pintu kontrakannya, ia melihat bahwa dua unit sepeda motor yang terparkir di depan kontrakan mereka sudah dilahap si jago merah.

Api yang ada di motor itu langsung menyembur ke atas dan memperparah kebakaran.

Ia pun bergegas menyelamatkan diri ke luar gang sambil membawa serta istri dan anaknya.

"Pas saya buka pintu api dari motor itu langsung nyembur ke atas. Langsung saya ungsikan istri sama anak ke luar. Hitungan detik pas saya balik lagi ke lokasi enggak bisa, api sudah makin besar," ujarnya.

Nanang dan warga lainnya akhirnya berupaya melakukan pemadaman mandiri sambil meneriaki tetangga mereka agar bergegas menyelamatkan diri.

Baca juga: 10 Korban Tewas Kebakaran di Matraman Anggota 3 Keluarga

Namun, upaya mereka gagal karena api lebih cepat merambat, dan keberadaan lima motor di lokasi kejadian yang ikut terbakar memperburuk kobaran api. Para korban pun terjebak.

"Sebenarnya yang rumah paling pojok itu masih bisa keluar, tapi mungkin karena pas kejadian tidur jadi terlambat. Memang kejadiannya cepat banget, enggak sempat nyelametin barang juga," tuturnya.

Korban tewas

Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Penyelamatan dan Kebakaran (Gulkarmat) Jakarta Timur pertama kali menerima laporan warga tentang kebakaran tersebut pada Kamis pukul 04.50 WIB.

Kasie Ops Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Gatot mengatakan, pihaknya langsung mengerahkan 14 unit mobil pemadam kebakaran ke lokasi kejadian. Api baru bisa dipadamkan pada pukul 05.40 WIB.

Baca juga: Lokasi Kebakaran yang Tewaskan 10 Orang di Matraman Berada di Gang Buntu dan Sempit

Kebakaran tersebut menyebabkan 10 orang meninggal dunia. Mereka terdiri dari tiga KK yang menghuni dua unit kontrakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com