JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau Kak Seto meminta kepada Polisi menggandeng masyarakat dalam menangani aksi bahaya remaja yang memberhentikan truk demi konten video.
Sebelumnya terdapat dua kasus tewasnya remaja akibat terlindas truk demi konten video untuk di unggah di media sosial.
"Jadi (Polisi) menggelar pertemuan secara rutin ke warga. Kalau misalnya, pandemi pertemuan melalui daring bisa. Karena petugas kepolisian kan terbatas untuk mengawasi, kalau semua diserahkan kepada polisi tentu juga tidak akan terlayani," kata Kak Seto saat dihubungi, Selasa (13/4/2021).
Baca juga: Kronologi Remaja 14 Tahun Tewas Terlindas Truk di Pamulang, Berawal dari Buat Konten Video
Kak Seto mengatakan, peran masyarakat dalam mengatasi kasus aksi memberhentikan truk sangat penting.
"Karena dalam Undang-Undang Perlindungan Anak, perlindungan anak bukan hanya dilakukan oleh negara, pemerintah ataupun petugas, tapi juga masayarakat sendiri," kata Kak Seto.
Kak Seto berencana dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi dengan polisi terkait kasus kecelakaan akibat aksi nekat para remaja itu.
"Iya tentu (koordinasi dengan polisi). Kami selama ini dengan Polsek dan Polres. Jadi dalam kasus ini kami juga akan mengingatkan kembali peran dari petugas," kata Kak Seto.
Sebelumnya, seorang remaja inisial MH (14) yang tewas akibat terlindas saat memberhentikan truk bersama teman-temannya disebut sedang membuat konten video.
Aksi nekat itu dilakukan di Jalan Siliwangi, Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis (25/3/2021) dini hari.
Baca juga: Kronologi Remaja Tewas Saat Mengadang Truk Tronton, Viral di Medsos
Petugas parkir di sekitar lokasi Anjas (21) mengatakan, korban dan teman-temannya kerap berkumpul dan memberhentikan truk setiap malam di sana.
Dia menyebutkan, aksi nekat para remaja itu sengaja dilakukan dan direkam sebelum akhirnya diunggah melalui akun media sosial Instagram @pamulangstrees279.
"Iya sengaja (berhentikan truk). Jadi temannya ada yang ngerekam kayak bikin konten gitu. Kontennya seperti berhentikan truk, videonya di-upload di medsos akun Pamulang stres (@pamulangstrees279)," kata Anjas saat ditemui di lokasi, Sabtu (27/3/2021).
Anjas menuturkan, warga setempat kerap membubarkan kumpulan remaja itu karena selalu melakukan aksi berbahaya hampir setiap malam.
"Kalau saya perhatikan setiap malam anak-anak suka nongkrong setiap malam dan berhentikan truk. Warga sering mengusir, tapi begitu lagi," katanya.
Tak lama berselang, peristiwa serupa juga dialami oleh DP (15) di Jalan Alternatif Sentul, Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja.