Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Angkot di Depok Menjerit Pemasukan Turun Drastis: Paling Banyak 3 Penumpang

Kompas.com - 29/07/2021, 15:48 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sejumlah sopir angkot di Depok, Jawa Barat "menjerit" karena pendapatan harian mereka merosot drastis belakangan ini, seiring dengan menurunnya mobilitas warga saat PPKM Level 4.

Rahmat Riyana, salah satu sopir angkot, mengaku hampir tak sanggup membawa pulang uang dari hasil kerjanya seharian.

Padahal, sebelumnya, rata-rata sehari ia bisa memperoleh Rp 120.000.

"Drastis benar. Boro-boro buat di rumah, buat bensin saja enggak ketutup," kata Rahmat kepada wartawan.

Baca juga: Dikritik Netizen, Wakil Wali Kota Depok Batal Rilis Lagu Berjudul Oh, Arofah

"Kita paling banyak, paling banyak nih, hanya tiga orang (penumpang). Kita paling tinggi satu rit dapat Rp 30.000, kalau Rp 50.000 sudah jago benar. Itu pun untuk setoran Rp 25.000, bensin Rp 25.000, kita kosong," jelasnya.

"Jeritan" serupa dituangkan oleh para sopir angkot dengan membentangkan spanduk keluhan di dekat Pasar Pucung Cilodong, tak jauh dari kediaman Wali Kota Depok Mohammad Idris.

"Kami Supir ANGKOT Kota DEPOK Lapaaar, Jangan Biarkan Kami Mati, Mana Perhatianmu?????" tulis spanduk tersebut.

Dalam aksi teatrikal yang direkam oleh warganet, dua orang berdiri dekat spanduk tersebut sembari memegangi perut. Pria lain berteriak, "lapar".

Baca juga: Cerita Pegawai Saat Mal Tutup Selama PPKM, Gaji Tak Menentu hingga Jualan Online

Rahmat melanjutkan, dirinya hanya meminta satu hal kepada pemerintah.

"Kita tolong diperhatikan saja deh. Sopir-sopir angkot ini tolong diperhatikan. Intinya kita selalu driver Kota Depok minta diperhatikan aja deh," kata Rahmat, mengaku dirinya belum pernah mendapatkan bantuan sosial apa pun selama PPKM Darurat dan Level 4.

"Agar ada perhatian lah dari Pemerintah Kota Depok. Kalau keluhan sih kayaknya semua ngeluh, dari (sopir rute) 01, 02, semua, mengeluhkan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com