Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Komplotan Begal Sasar Tempat Cuci Steam di Pasar Minggu, Gasak Termos hingga Rice Cooker

Kompas.com - 02/11/2021, 18:21 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahmad Fauzi (35), salah satu korban begal, menceritakan kronologi pembegalan di tempat cuci steam di Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (1/11/2021) dini hari.

Pria asal Jember, Jawa Timur, itu memaparkan, komplotan begal berjumlah tujuh orang beraksi pada Senin sekitar pukul 01.00 WIB.

Para pelaku datang menggunakan tiga motor secara berboncengan. Mereka membawa senjata tajam berupa celurit dan pedang.

"Saya sama dua teman sedang duduk. Awalnya satu motor lewat mungkin mantau, kemudian balik lagi melawan arah sama teman-temannya, langsung mengacungkan sajam," kata Fauzi saat ditemui di lokasi, Selasa (2/11/2021).

Baca juga: Viral, Video Sekelompok Orang Acungkan Senjata Tajam ke Pekerja Cuci Steam di Pasar Minggu

Fauzi dan satu rekannya yang melihat aksi para pelaku kemudian melarikan diri ke salah satu ruangan di belakang tempat cuci steam.

Sementara itu, satu rekan lainnya memanjat dinding mengarah ke salah satu tempat tinggal sementara untuk istirahat pekerja cuci steam.

"Saya langsung tutup pintu tapi mereka berusaha dobrak. Saya dorong agar mereka tidak masuk. Sepertinya di situ saya kena bacok di punggung, teman saya terkena bacok di perut," kata dia.

Para pelaku kemudian menggasak rice cooker, termos, dan uang kotak amal senilai Rp 1 juta yang ada di tempat cuci steam itu.

Baca juga: Korban Tak Melapor, Polisi Jemput Bola Usut Aksi Begal di Tempat Cuci Steam Pasar Minggu

Satu pelaku disebut memecahkan kaca kotak amal menggunakan tabung gas. Hal itu yang membuat satu celurit yang dibawa tertinggal.

"Saat ini semua barang bukti sudah dibawa oleh polisi, termasuk celurit. Saya sudah dimintai keterangan," ucap Fauzi.

Kini Fauzi berharap agar begal yang menyasar tempat kerjanya itu segera ditangkap.

"Tidak trauma. Saya rasa setelah kejadian ini mereka enggak balik lagi," ucap Fauzi.

Baca juga: 2 Korban Komplotan Begal di Cuci Steam Pasar Minggu Derita Luka Bacok

Adapun aksi komplotan begal itu terekam kamera pengawas yang ada di tempat cuci steam. Rekaman kamera CCTV itu pun beredar di media sosial.

Video yang diunggah di salah satu akun Instagram memperlihatkan sejumlah orang datang menggunakan sepeda motor secara berboncengan.

Setibanya di lokasi, sejumlah orang itu langsung mengacungkan senjata tajam yang diarahkan kepada pekerja cuci steam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com