Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boleh Pakai Antigen, Penumpang Bus di Terminal Kalideres Tidak Diwajibkan PCR

Kompas.com - 03/11/2021, 17:01 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon penumpang bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) di Terminal Bus Kalideres, Jakarta Barat, tidak diwajibkan membawa surat hasil tes negatif Covid-19 dengan PCR.

Kepala Terminal Bus Kalideres Revi Zulkarnaen menyebut kebijakan tersebut sesuai dengan keputusan Menteri Perhubungan Nomor 86 Tahun 2021 dan dilakukan perubahan surat Menteri Perhubungan nomor 90 Tahun 2021.

"Persyaratan perjalanan transportasi darat khususnya AKAP itu wajib menunjukan bukti vaksin atau aplikasi PeduliLindungi. Sedangkan untuk bukti negatif Covid-19, bisa menggunakan surat keterangan tes PCR yang berlaku selama 3×24 jam atau juga antigen 1×24 jam," ujar Revi di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (3/11/2021).

Ia menegaskan, hingga saat ini, Terminal Bus Kalideres masih belum mewajibkan penumpang untuk menunjukkan hasil tes dengan PCR. Justru, kata Revi, penumpang diperbolehkan menggunakan hasil PCR yang berlaku lebih lama dibandingkan hasil antigen.

Baca juga: Para Penumpang Pesawat Senang Kini Syarat Terbang Pakai Tes Antigen

Adapun, aturan tersebut berlaku untuk perjalanan luar kota dengan jarak tempuh minimal 250 kilometer atau waktu tempuh 4 jam perjalanan.

"Aturan ini berlaku mulai tanggal 2 November 2021. Karena aturan ini baru, kita tetap sosialisasikan kepada penumpang karena masih banyak yang belum tahu," ucap Revi.

Sementara itu, bagi penumpang yang belum memiliki hasil tes Covid-19, pengelola Terminal Bus Kalideres bekerja sama dengan Kimia Farma untuk melayani tes Covid-19 dengan antigen maupun PCR.

Baca juga: Tidak Wajib PCR, Naik Pesawat Boleh Pakai Antigen Mulai Hari Ini

"Tarifnya untuk antigen Rp 95.000, sedangkan untuk tes PCR Rp 275.000," kata dia.

Dayat (26) penumpang tujuan Palembang yang menggunakan layanan tes Covid-19 di Terminal Kalideres, mengaku tidak berkeberatan dengan kewajiban menunjukan hasil tes Covid-19 tersebut.

"Tidak masalah bagi saya pribadi. Karena ini bagi keamanan bersama seluruh penumpang dan sopir ya," ungkap Dayat saat ditemui di lokasi, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com