Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Edaran Mogok, Sejumlah Pedagang Daging Sapi di Pasar Agung Depok Tetap Jualan

Kompas.com - 28/02/2022, 18:56 WIB
M Chaerul Halim,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang daging sapi di Pasar Agung Depok tetap berjualan meski harga daging sapi kian melonjak.

Pedagang daging sapi bernama Jaji (41) menyebutkan, memang ada edaran dari asosiasi pedagang yang menyerukan untuk mogok jualan serentak.

Kendati demikian, Jaji dan beberapa pedagang lainnya di Pasar Agung tetap buka, meski ada beberapa penjual daging yang mogok dagang dari total 10 pedagang.

"Info mogok ada, cuma lampiran dari edaran asosiasi pedagang. Maksudnya ada pro dan kontra, artinya ada yang lanjut mogok, ada yang jualan. Di sini ada sekitar lima pedagang yang enggak jualan," kata Jaji saat ditemui, Senin (28/2/2022).

Baca juga: Curhat Pedagang Daging Sapi di Pasar Kramat Jati: Kami Jual Tetap Enggak Ada Pembeli

Saat ini harga daging sapi di pasaran mencapai Rp 130.000 per kilogram, naik Rp 10.000 dari yang semula Rp 120.000 per kilogram.

Jaji berujar, harga daging sapi diperkirakan akan naik lagi menjelang puasa Ramadhan.

"Ini udah ada kenaikan lagi, udah mau masuk puasa entah berapa jadinya. Yang jelas di pertengahan puasa pasti ada lonjakan," ujarnya.

Kendati demikian, kenaikan harga daging sapi belum secara merata diketahui konsumen.

Baca juga: Ada Pedagang Daging Sapi yang Tetap Berjualan di Tengah Aksi Mogok, Ini Kata DPD APDI Jakarta

Konsumen baru mulai tahu harga daging sapi naik setelah kabar soal isu pedagang mogok jualan mencuat.

"Setelah dikabarkan kami (pedagang) ada demo gini, konsumen pedagang bakso, rumah makan padang, paham. Yang sebelumnya enggak ngerti, disangka permainan pedagang pasar. Nyatanya ya begini," kata Jaji.

Jaji menuturkan, kenaikan harga daging sapi berpengaruh pada omzet dan penjualan hariannya.

"Omzet sehari Rp 10 jutaan lebih sebelum ada kenaikan harga. Sekarang pas kenaikan harga cuma Rp 5 juta per hari. Sehari (bisa menjual) 80 kilo sebelumnya (ada kenaikan harga). Kalo sekarang pascakenaikan cuma sekitar 40 kilo aja," pungkas Jaji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com