Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sikap Pedagang Daging Sapi Terpecah, Ada yang Mogok, Ada yang Tetap Berjualan...

Kompas.com - 01/03/2022, 09:34 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sekretaris DPD Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta Tubagus Mufti Bangkit Sanjaya mengatakan, ada pedagang daging sapi yang ikut mogok berjualan serentak dan ada pedagang yang tetap berjualan.

"Ada beberapa hal yang memang mereka tidak bisa mogok ikut yang ini. Sebagian tetap ikut APDI (mogok)," ujar Mufti saat dikonfirmasi, Senin (28/2/2022).

Baca juga: Ada Pedagang Daging Sapi yang Tetap Berjualan di Tengah Aksi Mogok, Ini Kata DPD APDI Jakarta

"Jadi ada dua edaran yang diikuti pedagang. Pedagang di bawah tetap ada yang mogok dan ada yang tidak," lanjut dia.

Ia menjelaskan, aksi mogok berjualan untuk memprotes kenaikan harga daging sapi mulanya disepakati oleh APDI dan Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) saat rapat bersama perwakilan pedagang.

Keputusan bersama itu tercantum dalam surat edaran (SE) DPD APDI DKI Jakarta pada 24 Februari 2022.

Surat itu berisi imbauan kepada para pedagang daging sapi se-Jabodetabek untuk menggelar aksi mogok selama lima hari, mulai Senin, 28 Februari sampai Jumat, 4 Maret 2022.

"Terus tiba-tiba JAPPDI secara sepihak mengeluarkan surat edaran pada hari Jumat, 25 Februari 2022, untuk mengimbau batal aksi mogok. Sama seperti kejadian tahun lalu," kata Mufti.

Baca juga: Curhat Pedagang Daging Sapi di Pasar Kramat Jati: Kami Jual Tetap Enggak Ada Pembeli

Dalam kesempatan tersebut, Mufti menegaskan bahwa JAPPDI berbeda dengan APDI.

"Kami (APDI) berdiri sendiri, kebijakannya beda. Kami belum bisa kasih tahu dan tidak tahu AD/ART-nya JAPPDI," tutur Mufti.

Seperti diketahui, sejumlah pedagang di pasar-pasar tetap melakukan aksi mogok jualan mulai hari ini, seperti pedagang di Pasar Serpong dan Ciputat, Tangerang Selatan.

Berbeda dengan APDI, Ketua Pengurus Wilayah Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Sapi Indonesia (JAPPDI) Asnawi memastikan, mogok jualan yang rencananya digelar Senin kemarin batal.

Ada tiga alasan aksi mogok batal digelar. Pertama, kenaikan harga daging sapi disebut sudah dimaklumi oleh masyarakat.

Baca juga: Pedagang Daging Sapi di Pasar Ciputat Ikut Mogok Jualan Selama 3 Hari

Alasan kedua, rencana mogok jualan tersebut didengar oleh pemerintah pusat dan kebijakan mengamankan pasokan daging langsung ditindaklanjuti.

Selain itu, pemerintah pusat juga menawarkan pasokan sapi dan kredit usaha rakyat (KUR) untuk para pedagang daging.

Asnawi mengatakan, setelah tuntutan tersebut dipenuhi, JAPPDI kemudian memastikan untuk membatalkan aksi mogok.

"Kesimpulannya apa yang diminta sudah terakomodir, pemerintah sudah jalan, harga sudah baik, untuk apa lagi libur (mogok)?" kata Asnawi.

Baca juga: Pengawas Pasar Serpong Imbau Pedagang Daging Sapi Mogok Jualan Hanya Tiga Hari

Pedagang daging sapi di Pasar Serpong mogok

Pedagang daging sapi di Pasar Serpong, Tangerang Selatan mulai melakukan aksi mogok berjualan pada Senin kemarin.

Aksi protes terhadap pemerintah perihal kenaikan harga daging sapi yang melonjak tersebut rencananya dilakukan selama lima hari hingga Jumat (4/3/2022).

"Baru mulai hari ini (Senin), infonya lima hari sampai Jumat. Kebetulan memang saya bekas tukang daging, jadi teman-teman pedagang daging itu saling komunikasi," ujar Petugas Lapangan Pasar Serpong Alit Mintarya saat dihubungi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com