Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Dominasi Kejahatan Jalanan di Jadetabek

Kompas.com - 12/03/2022, 09:32 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus begal, gangster, dan tawuran yang kian marak di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang didominasi remaja berusia di bawah 20 tahun dan masih berstatus pelajar. Para remaja ini membentuk komunitas dan ingin menunjukkan eksistensi sebagai kelompok yang kuat dan berani.

Hal tersebut disampaikan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat berkaca pada kasus kejahatan jalanan yang terjadi di Jadetabek selama sebulan terakhir. 

”Dari survei Kapolda Metro Jaya, hasil analisis, dan kasus-kasus begal yang terungkap diperoleh fakta bahwa semua kasus yang terungkap itu para pelakunya rata-rata berusia di bawah 20 tahun. Para remaja ini juga masih berstatus pelajar,” kata Tubagus seperti dilansir dari Kompas.id, Sabtu (12/3/2022).

Baca juga: Kapolda Metro Datangi Lokasi Tawuran di Depok, Salah Satu Wilayah Rawan Kriminal Jalanan

Dari analisis polisi, sebelum terjadi tindak pidana, para remaja ini awalnya berkumpul dalam satu komunitas. Mereka kemudian mendeklarasikan nama kelompok mereka sebagai kelompok yang kuat.

”Untuk bisa disebut sebagai kelompok yang kuat, maka harus melakukan tindakan-tindakan yang berani. Caranya dengan berani melukai orang lain. Contohnya seperti kasus di Depok, korban tidak punya salah, tidak punya dosa,” ucap Tubagus.

Baca juga: Polisi Tangkap 7 Pelaku yang Membegal Wanita Hamil di Bekasi, Semuanya Masih Usia Remaja

Selain tindakan berani, remaja yang berkumpul dalam satu komunitas mengangagap kelompok lain sebagai musuh. Ini yang mengakibatkan maraknya kasus tawuran.

”Tindakan mereka ini difasilitasi melalui media sosial, karena unik ketika setiap tawuran, sengaja diabadikan dan diekspos. Ini tujuannya supaya mereka diidentifikasikan komunitas mereka sebagai kelompok yang hebat,” kata Tubagus.

Pengeroyokan hingga Begal 

Polda Metro Jaya pada Jumat (11/3/2022) kemarin mengungkap dua kasus kejahatan jalanan yang terjadi di Depok dan Kota Bekasi, Jawa Barat. Di Depok, polisi menangkap tujuh pelaku yang terlibat penganiayaan secara berkelompok.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan mengatakan, pengeroyokan berkelompok itu terjadi pada 6 Maret 2022 pukul 01.00 di Pancoran Mas, Depok. Tujuh dari total 14 pelaku telah ditangkap. Mereka rata-rata masih remaja, berusia di bawah 20 tahun, dan berstatus pelajar.

”Ini tersangkanya cukup banyak. Sebagian sudah ditangkap, sebagian lagi masih buronan,” kata Zulpan.

Baca juga: Berharap Polisi Lebih Galak pada Geng Motor di Depok

Kasus pengeroyokan yang terjadi di Depok itu merupakan kasus perkelahian antargeng. Para tersangka menyebut diri mereka sebagai gangster TC2CR dan gangster Kresek. Dua kelompok ini awalnya berkumpul di sekitar Cagar Alam Pancoran Mas, Depok, untuk mencari musuh.

”Kemudian mereka melihat ada warga yang sedang nongkrong di situ, warga langsung diserang dan dibacok. Setelah itu, para tersangka mencari orang lain lagi dan kembali diserang,” kata Zulpan. Tindakan dari kelompok gangster ini mengakibatkan tiga korban menderita luka-luka.

Zulpan menambahkan, Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota juga telah menangkap tujuh pelaku berinisial MA, MP, AS, RA, MD, MA, dan AS yang terlibat pencurian dengan kekerasan atau begal terhadap seorang ibu hamil di Jalan WR Supratman, Mustikajaya, Kota Bekasi, Selasa (8/3/2022) dini hari.

”Para pelaku ini berusia 14 tahun sampai 15 tahun,” kata Zulpan.

Baca juga: Kejahatan Jalanan di Bekasi Makin Meresahkan

Sebanyak tujuh pelaku yang ditangkap polisi itu disangka melanggar Pasal 365 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Mereka terancam pidana penjara sembilan tahun.

Berita ini telah tayang di Kompas.id dengan judul "Remaja Mendominasi Kejahatan Jalanan"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Kardus, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Kardus, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja Sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja Sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com