Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Sate di Bogor Dibacok Sekelompok Orang Usai Buka Puasa, 1 Pelaku Ditangkap

Kompas.com - 14/04/2022, 19:38 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pedagang sate di Kota Bogor, Jawa Barat, dikeroyok oleh sekelompok orang di Jalan Pandu Raya, Kecamatan Bogor Utara.

Korban berinisial MN (59) dan BA (40), yang merupakan ayah dan anak, mendapat perawatan intensif di rumah sakit akibat sejumlah luka bacokan senjata tajam di bagian kepala dan tangan.

Kepala Polsek Bogor Utara Komisaris Polisi Engkus Kuswaha mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (13/4/2022). Korban dikeroyok oleh tujuh orang selepas berbuka puasa.

Baca juga: 2 Anggota Fraksi PAN DPRD DKI, Salah Satunya Anak Haji Lulung, Pindah ke PPP

Engkus menuturkan, hasil pemeriksaan sementara, korban mengaku dikeroyok setelah menolak memberikan uang kepada salah satu pelaku.

Pelaku tersebut dan korban sempat terlibat perkelahian tetapi dilerai warga setempat. Pelaku kemudian kembali lagi bersama kawan-kawannya dengan membawa golok dan kayu.

"Keterangan korban, pelaku malak minta uang (jatah preman). Ada keterangan dari saksi lain karena kesalahpahaman. Ini belum sinkron. Kami terus dalami," kata Engkus, Kamis (14/4/2022).

Baca juga: Kesalahan Polisi Umumkan Tersangka Pengeroyok Ade Armando Bisa Digugat Pihak yang Dirugikan

Engkus menyebutkan, polisi telah menangkap satu orang pelaku berinisial C (39) dan mengamankan barang bukti yang digunakan untuk melukai korban.

"Pelaku dijerat Pasal 170 KUHP tentang kekerasan secara bersama-sama terhadap orang atau barang ancaman hukuman penjara 7 tahun," sebut Engkus.

Humas Polresta Bogor Kota Iptu Rachmat Gumilar menyebutkan, kedua korban saat ini telah mendapat perawatan di rumah sakit.

Mereka mengalami luka sobek di bagian kepala di tangan akibat sabetan senjata tajam.

Baca juga: Kuasa Hukum Ade Armando Minta Emak-Emak Provokator Juga Ditangkap

Rachmat menambahkan, saat ini polisi masih terus mendalami kasus itu untuk memastikan motif penganiayaan, termasuk menangkap pelaku lainnya.

"Mengumpulkan barang bukti di TKP sudah langsung dilakukan. Kasus ini dalam proses penyidikan dan pengembangan untuk menangkap pelaku lainnya," pungkas Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com