Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebaran di Tenda Pengungsian, Warga Pasar Gembrong Ceritakan Kembali Saat Api Melalap Rumahnya

Kompas.com - 03/05/2022, 13:02 WIB
Joy Andre,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemeriahan perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah yang dirasakan banyak orang tidak hinggap pada warga sekitar Pasar Gembrong, Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, Jakarta Timur.

Bagaimana tidak, sepekan sebelum hari kemenangan bagi umat Islam, si jago merah melalap setidaknya 400 rumah di kawasan tersebut hingga nyaris rata dengan tanah.

Tak ada yang tersisa selain rasa pilu warga yang terpaksa tinggal di tenda pengungsian hingga saat Lebaran tiba.

Setidaknya itulah yang dirasakan Tira (32), seorang istri dari ketua rukun tetangga (RT) sekaligus satu dari sekian banyak warga yang rumahnya terdampak dari musibah kebakaran tersebut.

Baca juga: Warga Terdampak Kebakaran Pasar Gembrong Masih Trauma, Belum Mampu Buka Dapur Umum

Sambil menenangkan anaknya yang menangis, kepada Kompas.com, Tira menceritakan kembali detik-detik saat api melalap habis rumahnya dan tetangganya.

"Enggak sempat evakuasi apa-apa karena itu kebakaran cepat banget, dua rumah dari rumah saya, api tiba-tiba gede jadi enggak sempet," tutur dia di tenda darurat pengungsian di Pasar Gembrong, Selasa (2/5/2022).

Hanya dalam waktu kurang dari lima jam, rumah yang sudah ditinggali selama lebih dari 20 tahun itu habis dilalap api.

Menghadapi kenyataan pahit itu, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menjalani hari-hari berikutnya dengan memunculkan rasa ikhlas.

Baca juga: Warga Terdampak Kebakaran Pasar Gembrong Membutuhkan Bantuan Tenaga Medis

"Hati saya sangat sedih, enggak bisa diungkapkan. Tapi saya mau jalan terus," pasrah Tira.

Tidak berbeda dengan kondisi yang dialami Tira, seorang pemuda bernama Novriandi juga menceritakan hal yang sama.

Sambil diiringi dengan alunan musik dangdut yang diputar keras sebagai pelipur lara, Novriandi bertutur bahwa musibah kebakaran yang terjadi di tempat tinggalnya mengubah hidupnya hingga 180 derajat.

Rencananya, untuk mudik dan berziarah ke kampung halamannya di Indramayu, Jawa Barat, saat hari raya Lebaran terpaksa dibatalkan lantaran tempat tinggalnya habis dilalap api.

"Aslinya Indramayu, mau ziarah tadinya ke sana, tapi kayak gini (kebakaran), jadi ditunda aja," kata dia.

Baca juga: Warga Pasar Gembrong Tunaikan Shalat Id di Kolong Tol Becakayu

Ditempatkan di tenda pengungsian, ia merasa kurang nyaman.

Kekompakan warga yang juga ikut terdampak menjadi satu-satunya penyemangat bagi dirinya menghadapi cobaan tersebut.

Novriandi mengaku bahwa tidak ada keinginan lain yang ia harapkan selain kejelasan bantuan dari pemerintah.

"Mungkin (kebakaran) ini takdir. Enggak ada yang tahu. Tapi saya berharap cepat-cepat pemerintah membantu, biar kayak dulu lagi. Cepat-cepat warga di sini dibantu," harap Novriandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com