Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jakarta Bersiap Hadapi Penularan Hepatitis Akut Misterius...

Kompas.com - 10/05/2022, 06:59 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hepatitis akut misterius menjadi kewaspadaan Pemprov DKI Jakarta setelah 5 Mei 2022 Kementerian Kesehatan mengumumkan suspek tiga anak yang diduga meninggal akibat penyakit tersebut.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tirmizi pada Sabtu (5/5/2022) memberikan keterangan, tiga anak berusia 2 tahun, 8 tahun dan 11 tahun meninggal karena stadium lanjut hepatitis.

Temuan Kemenkes juga menjadi catatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Baca juga: Di Balik Aksi Pesepatu Roda di Jalan Gatsu, Ada Atlet Profesional Persiapan Kejuaraan

Meski sudah berstatus suspek, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengaku masih belum bisa memastikan temuan kasus tersebut merupakan kasus hepatitis akut misterius.

"Jadi polanya seperti apa kita belum berani menyimpulkan. Kami (masih) mendalami bagaimana kriteria klinis dan epidemiologinya," ujar Widyastuti saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/5/2022).

Widyastuti menjelaskan, hingga saat ini belum terkonfirmasi apakah tiga anak tersebut benar terjangkit hepatitis misterius.

Dinkes DKI Jakarta belum bisa menyimpulkan karena penyebab hepatitis misterius pun masih harus diperjelas.

"Namanya juga misterius, jadi masih perlu dilakukan pendalaman. Kita enggak tergesa-gesa menyimpulkan. Tentu pendampingan dan koordinasi dari para pakar itu jadi sangat penting dan kami terus berkomunikasi," ujar dia.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Karangan Bunga Ucapan Ultah untuk Anies | Beda Versi Kodam Jaya dan Polisi soal Jumlah Pembegal Anggota TNI

Meningkatkan pemantauan dan pencegahan

Untuk mengantisipasi penularan, Pemprov DKI Jakarta saat ini melakukan pemantauan terhadap laporan kasus hepatitis yang ada di wilayah Ibu kota.

Data kematian kasus hepatitis selama beberapa tahun belakangan dibuka kembali, untuk melihat tren apakah terjadi kenaikan atau tidak.

"Kedua melihat tren kematian akibat hepatitis kita pantau," tutur dia.

Selain itu, dilakukan pula upaya untuk memperkuat kapasitas fasilitas kesehatan agar kasus tersebut bisa ditangani dengan cepat dan tepat.

Semua fasilitas kesehatan di DKI Jakarta dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit diminta memberikan laporan pasien penyakit menular, khususnya untuk penyakit hepatitis.

Baca juga: Kembali Diperpanjang, PPKM di Jakarta Masih Berstatus Level 2

Di sisi lain, Dinkes DKI Jakarta berkoordinasi dengan Kemenkes dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo serta organisasi profesi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait kewaspadaan hepatitis akut misterius tersebut.

Lembaga dan organisasi profesi ini nantinya akan diminta bersama-sama menyusun pedoman untuk pegangan awal para tenaga kesehatan di lapangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com