JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono menilai pemerintah provinsi DKI Jakarta harus memberikan insentif bagi warga agar berbondong-bondong melaksanakan vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster.
Pasalnya, saat ini cakupan vaksinasi booster di DKI Jakarta masih cukup rendah, sementara kasus Covid-19 kembali meningkat.
Pandu mengatakan, upaya pemerintah DKI bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk memperbanyak posko vaksinasi patut diapresiasi.
Namun, perlu terobosan agar warga yang mengikuti vaksinasi booster jauh lebih banyak lagi.
"Mesti ada insentif yang diberikan warga yang mau vaksin," kata Pandu kepada Kompas.com, Selasa (14/6/2022).
Baca juga: Dinkes DKI Sebut Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta Terjadi di Semua Kelompok Usia
Pandu mencontohkan ajang pameran dan hiburan Jakarta Fair Kemayoran yang saat ini sedang berlangsung di Jakarta International Expo.
Ia mengapresiasi langkah Pemprov DKI bekerjasama dengan panitia acara untuk menggelar vaksinasi bagi pengunjung.
Namun, akan lebih baik jika pengunjung yang hendak menghadiri Jakarta Fair juga diberikan insentif saat mengikuti vaksinasi disana.
"Misalnya untuk Jakarta Fair kalau mau vaksin digratiskan. Atau minimal dapat voucher diskon untuk potongan belanja disana," katanya.
Baca juga: RSDC Wisma Atlet Siagakan Tower 5 guna Antisipasi Lonjakan Covid-19
Pandu menegaskan terobosan ini perlu dilakukan karena vaksinasi booster di DKI Jakarta tergolong masih rendah.
Capaian vaksin booster di ibu kota saat ini baru menyasar 3,9 juta orang.
Padahal, tercatat ada 10,7 juta orang yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua.
Artinya masih banyak warga Jakarta yang menunda vaksinasi booster.
Pandu pun meyakini dikebutnya vaksinasi booster Covid-19 ini bisa menjadi solusi atas kasus penularan yang mulai kembali meningkat.
Ini menjadi solusi paling murah ketimbang pemerintah harus kembali membatasi mobilitas dan aktivitas masyarakat.