Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien di Bekasi Meninggal, Diduga karena RS Lalai dan Penanganan Terlambat

Kompas.com - 15/06/2022, 22:33 WIB
Joy Andre,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Seorang pasien berinisial EDP (18) meninggal dunia diduga karena terlambat mendapat penanganan rumah sakit.

Egi, kakak EDP, menuturkan bahwa kejadian bermula pada Kamis (9/6/2022) sekitar pukul 09.30 WIB. Ketika itu, Egi mendapati adiknya tak sadarkan diri.

Lantas, keluarga bergegas membawa EDP ke Rumah Sakit (RS) Helsa di Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal.

Begitu tiba di RS Helsa, orangtua EDP meminta tolong agar anaknya segera diperiksa.

Baca juga: Pemkot Jakarta Pusat Siapkan Dua Rumah Sakit Rujukan Hepatitis Akut

"Ibu saya turun, saya turun. Ibu saya minta tolong, anaknya sakit. Ibu saya hanya ingin memastikan untuk diperiksa dulu keadaan pasien yang pingsan," ungkap Egi, dalam pertemuan dengan pihak RS Helsa, di Aula Kelurahan Jatirahayu, (15/6/2022).

Egi menuturkan, meski sudah meminta tolong, namun pihak keluarga tidak mendapat respons yang baik. Kemudian, petugas keamanan RS hanya menawarkan bantuan kursi roda.

Bantuan kursi roda ditolak keluarga mengingat kondisi EDP yang tidak sadarkan diri dan tak mungkin dibawa dengan kursi roda.

"Saya bilang enggak bisa pakai kursi roda karena terlalu besar. Sehingga saya meminta tempat tidur pasien, tapi salah satu perawat menyampaikan tidak ada," tutur dia.

Pihak keluarga yang panik kemudian memohon kepada pihak RS Helsa untuk meminta perawatan di unit gawat darurat (UGD).

Namun, salah satu petugas kesehatan di RS tersebut mengatakan bahwa ruangan UGD sedang penuh dan tidak ada tempat tidur yang tersedia.

"Dia (petugas kesehatan) hanya bilang bagaimana kita bisa tolong, kalau ruangan penuh. Jadi ditengok saja belum, diperiksa saja belum," jelas Egi.

Baca juga: Dinkes Kota Bekasi Siapkan Rumah Sakit untuk Antisipasi Hepatitis Akut Misterius

Setelah keluarga memindahkan EDP ke rumah sakit lain dan mendapatkan perawatan, EDP dinyatakan meninggal dunia.

Sementara itu, Direktur Utama RS Helsa, Miranda, meminta maaf kepada keluarga EDP terkait dugaan kelalaian tersebut.

Ia memastikan akan menindaklanjuti dugaan kelalaian dan keterlambatan penanganan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di RS Helsa.

"Kalau untuk masalah ini, kami minta maaf. Benar atau tidaknya itu (dugaan lalai), harus ada investigasi sesuai prosedur. Nanti akan ada tindak lanjut lagi," jelas Miranda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com