Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat PMK Terbatas, DKP3 Depok Sarankan Peternak Pakai Obat Tradisional

Kompas.com - 21/06/2022, 10:46 WIB
M Chaerul Halim,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok menyebutkan, ketersediaan obat untuk mengobati hewan yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) terbatas.

Hal itu dikatakan Kepala DKP3 Kota Depok, Widyati Riyandani lantaran pihaknya sulit mendapatkan obat meski anggarannya telah disiapkan.

"Jadi kan kita obat juga terbatas, kita cuma mengobati yang tertentu saja dari skala ekonominya si peternak (yang tidak memungkinkan). Obat itu sekarang susah, ada anggaran tapi memang obatnya susah," kata Widyati, dikutip Selasa (21/6/2022).

Baca juga: 31 Hewan Ternak di Depok Dilaporkan Terjangkit PMK

Widyati mengatakan, DKP3 Depok telah mengajukan permintaan obat PMK. Akan tetapi, pihaknya hanya mendapatkan separuh dari jumlah obat yang telah diajukan.

"Kemarin kita pengadaan obat hanya dapat separuh, karena PMK-nya kan sudah nasional ya skalanya," kata dia.

Widyati menuturkan, sementara ini dia menyarankan peternak untuk menggulangi wabah PMK menggunakan obat-obatan tradisional serta membersihkan kandang secara berkala.

"Karena itu, kita mengedukasi masyarakat dengan obat-obatan tradisional seperti jamu-jamuan herbal, untuk menambah daya tahan tubuh sapi yang sakit," kata Widyati.

"Kemudian desinfektasi kandang, makan ternak yang cukup, kalau punya obat ya alhamdulillah biar daya tahan tubuhnya kuat," pungkasnya.

Pengobatan untuk sapi yang terinfeksi PMK dapat menggunakan antibiotik, antipiretik, dan vitamin sebagai penanganan yang utama.

Sementara pengobatan untuk sapi yang terinfeksi PMK dapat menggunakan obat herbal. Obat PMK sapi dengan herbal dapat menggunakan bahan dari tumbuh-tumbuhan yang diolah.

Baca juga: Ini Obat PMK untuk Sapi yang Terinfeksi Virus Penyakit Mulut dan Kuku

Bahan-bahan berupa sodium bicarbonat/soda abu atau soda kue dapat dijadikan sebagai pembersih luka sekitar bibir dan lidah.

Sementara itu, bawang putih, kunyit, daun kemangi, daun nimba, madu, dan lainnya bisa berguna sebagai antiseptik untuk mencegah infeksi dan mempercepat kesembuhan luka.

Adapun DKP3 Kota Depok melaporkan, sebanyak 31 hewan ternak di wilayahnya terjangkit PMK.

Widyati mengatakan, data tersebut dihimpun dari tiga kelurahan, yakni Cisalak, Pasir Gunung Selatan, dan Cipayung, pada Senin (20/6/2022).

"Berdasarkan hasil positif lababoratorium, ada 31 ekor terjangkit PMK. Sebanyak 17 ekor di antaranya sembuh dan tiga ekor mati," kata Widyati dalam keterangan tertulis, Senin.

Sementara itu, Widyati juga mengatakan terdapat puluhan hewan ternak lain yang diduga terjangkit PMK.

"Kasus hewan terduga PMK bertambah menjadi 20 ekor ternak dan dalam proses pengobatan sebanyak 51 ekor peternak," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com