Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Protes Perubahan Nama Jalan di Jakarta, Warga dan DPRD Merasa Tidak Dilibatkan

Kompas.com - 01/07/2022, 06:11 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan nama jalan di DKI Jakarta dengan nama-nama tokoh Betawi memunculkan narasi penolakan dari sejumlah kalangan.

Salah satunya terjadi di kawasan Condet, Kramatjati, Jakarta Timur. Sejumlah warga memasang banner berisi penolakan pergantian nama Jalan Budaya yang diganti menjadi Jalan Entong Gendut.

Pantauan di lokasi, Kamis (30/6/2022) siang, banner tersebut bertuliskan,"KAMI WARGA JALAN BUDAYA MENOLAK KERAS PERUBAHAN NAMA JALAN!!!!!".

Banner itu dipasang di Jalan Entong Gendut, tepat di depan sebuah minimarket.

"Dipasang pukul 13.00 WIB, tepat pas ada mobil Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Timur tiba di sini," ujar salah satu tukang parkir minimarket di lokasi.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Pertanyakan Usulan Nama Jalan Ali Sadikin yang Belum Dieksekusi Anies

Warga merasa tak dilibatkan

Kamal selaku ketua RT 004 RW 005 Cililitan, Kramatjati, menuturkan bahwa warga tidak dilibatkan dalam perubahan nama jalan itu.

Saat pelang nama jalan diganti, kata Kamal, tidak ada sosialisasi dari pemerintah kepada warga.

"Warga banyak yang mengeluh. Tidak ada pemberitahuan atau musyawarah. Ya rembuk warga gitu, minimal ke RT atau RW. Mereka tidak merembuk (ke warga), karena dampaknya besar," ujar Kamal, Rabu (22/6/2022).

Kamal mengaku, ia dan warga kaget begitu nama pelang jalan diganti.

"Ini tiba-tiba langsung saja disahkan. Sampai saat ini sepatah dua patah kata ke warga tidak ada, tahu-tahu terpasang saja nama jalan," ujar Kamal.

Baca juga: DPRD DKI Bakal Panggil Pencetus Nama 22 Jalan di Jakarta yang Diubah

Kamal menyebutkan, dokumen kependudukan seperti kartu tanda penduduk (KTP), surat izin mengemudi (SIM), hingga kartu keluarga (KK) ikut ganti imbas perubahan nama jalan itu.

"Itu butuh waktu dan biaya tentunya mengurus hal itu, karena bingung harus mengurus berkas tersebut," ujar Kamal.

Sejarawan angkat bicara

Narasi penolakan juga muncul dari sejarawan JJ Rizal. Ia menyesalkan langkah Pemerintah Provinsi DKI yang menurut dia tidak cermat dalam memilih nama jalan yang diganti dengan nama tokoh betawi.

Sebagai contoh Jalan Warung Buncit di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang diganti dengan nama Jalan Hj. Tutty Alawiyah.

Padahal, JJ Rizal mengungkapkan bahwa penamaan nama Jalan Warung Buncit memiliki sejarah yang sarat akan keindahan dan toleransi antara masyarakat Betawi dan Tionghoa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com