Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Bikin Lebih Tertata, Relokasi PKL Ciptakan Pusat Wisata Terintegrasi Pecinan dan Pintu Masuk Kawasan Kota Tua

Kompas.com - 12/07/2022, 08:20 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan petugas gabungan melakukan relokasi terhadap pedagang kaki lima (PKL) di kawasan wisata Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, pada Senin (11/7/2022).

Para PKL kawasan Kota Tua memiliki dua pilihan tempat relokasi, yakni kawasan Kota Intan yang dikelola Pemkot Jakbar dan Gedung Cipta Niaga yang dikelola swasta.

Camat Tamansari Agus Sulaiman mengatakan relokasi PKL ke lokasi lain telah melalui diskusi panjang antara pedagang dan pemerintah.

Baca juga: Ratusan PKL Kota Tua Dipindah ke Kawasan Kota Intan dan Cipta Niaga

Agus menjelaskan relokasi tersbut dilakukan untuk menata kawasan wisata Kota Lama menjadi lebih rapi dan tertata.

Selain itu, ia menjabarkan relokasi tersebut dilakukan untuk tujuan besar, yakni pemerintah berencana membuat sentra kuliner dan oleh-oleh yang terintegrasi dengan pecinan Glodok.

"Ada tujuan yang besar yaitu terwujudnya sebuah destinasi wisata Kota Tua yang terintegrasi dengan Pecinan Pancoran," kata Agus saat ditemui di Kota Tua, Senin.

Baca juga: Ratusan PKL Kota Tua Dipindahkan, Parkiran Dipusatkan di Kawasan Kota Intan

Selain itu, kata dia, relokasi lebih memanusiakan bisnis pedagang. Sebab, pedagang direlokasi ke tempat dengan fasilitas dan lingkungan yang lebih baik.

"Proses menempatkan pedagang ini memanusiakan mereka, sebetulnya. Kalau kemarin, mereka berdagang di jalan dengan debu proyek segala macam, ini kan secara kesehatan tidak baik," ungkap Agus.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Kompas.com, kawasan Kota Intan berdiri ratusan kios pedagang dan puluhan meja kursi untuk pengunjung. Di sana juga tersedia fasilitas kamar mandi, mushola, puluhan wastafel untuk mencuci piring, bahkan sebuah panggung hiburan.

Kendati demikian, kios-kios tersebut terlihat baru terisi sebagian saja. Sebagian lapak masih kosong. Selain itu, pengunjung pun belum terlihat meramaikan Kota Intan.

Baca juga: PKL Kota Tua Masih Kucing-kucingan Sambil Pantau Keramaian Kota Intan

Menyikapi hal ini, Agus menyebut relokasi ini masih di tahap awal. Ia menyebut, Pemerintah Kota Jakarta Barat juga menyiapkan sebuah lahan parkir di dekat lokasi binaan.

"Di lahan parkir itu muat untuk 12 bus, 100 kendaraan roda empat, dan 750 roda dua. Kalau penuh, kami punya lokasi parkir di samping Kantor Kecamatan Tamansari," ungkap Agus.

Ia menyebut, nantinya pengunjung yang berkendara akan diarahkan untuk memarkir kendaraan di sana. Sehingga, kawasan lokasi binaan PKL ini menjadi pintu gerbang destinasi wisata Kota Tua.

Baca juga: Kota Intan Jadi Pintu Masuk Destinasi Wisata Kota Tua Jakarta

Selain itu, setelah pedagang direlokasi, pemerintah juga akan meramaikan lokasi binaan (lokbin) dengan berbagai cara untuk memancing pengunjung.

"Akan ada acara-acara yang sifatnya meramaikan lokbin menjadi tempat pariwisata. Rencana ke depannya akan ditaruh Prasasti Padrao," ungkap Agus.

Dikutip dari museumnasional.or.id, prasasti padrao atau batu peringatan perjanjian antara Portugis dan Kerajaan Sunda. Perjanjian yang dibuat pada tanggal 21 Agustus 1522 itu berisi izin untuk Portugis mendirikan kantor dagang berupa sebuah benteng di wilayah Kalapa.

Agus meyakini, jika seluruh stakeholder mampu dan bergerak memaksimalkan relokasi para pedagang, maka destinasi wisata Kota Tua dapat menjadi lebih baik.

Agus meyakini relokasi ini akan membawa dampak ekonomi bagi masyarakat khususnya PKL Kota Tua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com