Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pemkot Depok Menyangkal Warganya Ikut "Citayam Fashion Week" dan Terdiskredit Istilah "SCBD"...

Kompas.com - 29/07/2022, 09:50 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Penyematan nama Depok untuk julukan remaja "SCBD" yang merupakan singkatan dari "Sudirman, Citayam Bojonggede, Depok" menuai reaksi Pemerintah Kota Depok.

Pemkot menampik bahwa warga Depok turut berbondong-bondong memadati kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, untuk mengikuti "Citayam Fashion Week".

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok Dadang Wihana mengaku fenomena fashion show jalanan itu berkembang sangat cepat sehingga menjadi viral. Bahkan, beberapa daerah lain mengikuti tren tersebut.

Baca juga: Support Ridwan Kamil untuk Warga SCBD dan Penyangkalan Pemkot Depok

Namun, kata Dadang, label "SCBD" itu seakan-akan mendiskreditkan Pemkot Depok kurang menyediakan ruang publik.

"Terkait perkembangannya (fenomena SCBD), beberapa pengamat malah disinyalir mengulas tentang bagaimana Depok atau Bogor ke mana," kata Dadang saat ditemui di Kantor Bappeda Depok, Kamis (28/7/2022).

Dadang mengaku, Pemkot sebenarnya enggan menyikapi fenomena SCBD tersebut karena merasa remaja yang nongkrong di Dukuh Atas bukan warga Depok.

Bahkan, Pemkot Depok telah melakukan investigasi. Hasilnya, warga Depok bukan inisiator "SCBD".

"Untuk membahas itu berdasarkan fakta, data, dan baru dianalisis siapa mereka, dan dari mana mereka, baru mengomentari," kata dia.

Baca juga: Pemkot Depok Terus Menyangkal Warganya Nongkrong di Dukuh Atas, Wali Kota hingga Kepala Bappeda Angkat Bicara

Dadang menilai, para remaja yang berkumpul di Dukuh Atas kemungkinan mencari tempat untuk berekspresi.

Kendati demikian, Dadang menegaskan bahwa kota Depok memiliki memiliki ruang terbuka publik untuk aktivitas para remaja meski ada dalam penataan.

"Ruang-ruang publik di Depok sudah mulai ditata dan kami lihat taman-taman yang tersebar di kelurahan sudah 55 taman ditambah GOR dan Alun-alun yang secara fasilitas sangat lengkap, itu semua buat remaja yang ingin berekspresi," tegas dia.

Selain itu, Dadang menilai, perlu juga edukasi untuk para remaja untuk menyalurkan ekspresinya dan mengembangkan potensi mereka di fasilitas publik yang tersedia.

Baca juga: Cerita Penjual Tahu Bulat Raup Omzet Rp 1,3 Juta per Hari Saat Mangkal di Citayam Fashion Week

Wali Kota tak terima warganya disebut nongkrong di CFW

Wali Kota Depok Mohammad Idris memastikan warganya tidak ikut nongkrong di "Citayam Fashion Week" di Dukuh Atas, Jakarta, sebagaimana yang diviralkan di media massa dan media sosial.

Idris memastikan bahwa kumpulan remaja yang mejeng dan pamer busana di lokasi tersebut bukan warga Depok.

“Nanti kami akan bersurat akan menegaskan bahwa yang dikatakan orang Depok itu enggak benar, tidak ada warga Depok,” ujar Idris, dikutip dari Tribunjakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com