Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelisik Warteg Legendaris "Warmo" di Tebet, Langganan Para Artis hingga Pejabat

Kompas.com - 08/09/2022, 16:06 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terik matahari di atas kepala menyoroti sebuah lokasi yang sangat ramai dengan pengunjung di Jalan Tebet Timur Raya Nomor 1D, Jakarta Selatan, Selasa (6/9/2022).

Sejumlah orang mengantre di dalam ruangan di mana sebuah kaca etalase berdiri. Mereka, baik perempuan maupun laki-laki, berbaris rapi di depan etalase tersebut untuk memesan makanan.

Orang-orang ini rela mengantre untuk merasakan lezatnya masakan di Warung Tegal (Warteg) Warmo.

Para pelanggan sabar menunggu giliran dilayani oleh tiga karyawan dari Warteg Warmo yang berdiri di sisi lain etalase berbentuk letter "L" itu. Bilik-bilik kaca itu dipenuhi sejumlah lauk pauk.

Suara gemuruh pembeli terdengar sahut-menyahut saat mereka dilayani beberapa karyawan Warteg Warmo.

"Saya pakai terong, sayur sop, perkedel. Minumnya, es teh manis," demikian kalimat yang terdengar dari salah satu pembeli saat memesan lauk di warteg tersebut.

Baca juga: Unjuk Rasa Memanas di Patung Kuda, Mahasiswa Saling Dorong dengan Petugas Kepolisian

Di ujung ruangan yang luasnya tak lebih dari 15 meter persegi itu ada seorang perempuan yang tampak sibuk melihat ponselnya yang tak henti berdering.

Perempuan yang mengenakan baju batik dan kerudung hitam itu adalah Saryo, istri dari pemilik Warteg Warmo. Ia terjun langsung di warung untuk membantu karyawan melayani pembeli secara online.

Saryo dan suaminya merupakan generasi kedua dari pemilik Warteg Warmo. Dia menceritakan, awalnya warteg itu dirintis mertuanya sejak tahun 1969.

Warung makan itu semula berada di sekitaran Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Saat itu jualannya menggunakan meja dan piring yang menjadi wadah lauk. Kini, pilihan lauk ditaruh di dalam baki besi.

"Jadi awal yang mendirikan itu bapak (mertua), bukan saya. Saya kan anaknya, generasi kedua. Nah untuk nama warmo itu adalah warung mojok, karena lokasi berada di pojok," kata Saryo.

Baca juga: Minta Bertemu Presiden Jokowi, Peserta Unjuk Rasa Terobos Kawat Berduri

Sejak awal buka, Warteg Warmo itu beroperasi selama 24 jam. Tujuannya, saat itu hingga kini masih sama, yaitu melayani masyarakat yang lapar di tengah malam.

Terlebih di awal Warteg Warmo berdiri, belum banyak rumah makan yang menjadi pesaing.

"Ya dagang pertama yang kecil-kecilan. Cuma kan jaman dulu belom ada warung makan, tambah ke sini tambah rame," ucap Saryo.

Para karyawan Warteg Warmo bergantian untuk melayani pembeli yang selalu datang silih berganti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com