Lauk yang disajikan pun beragam, bahkan bisa disebut lengkap, mulai dari jenis sayuran, telur, udang, cumi balado dan beberapa lainnya.
Saryo melalui anak buahnya selalu memasak sejumlah lauk yang dijual di dalam etalase rumah makannya.
"Iya kita masak terus, bukan angetan. Jadi masih anget, dan fresh terus. Karena berkaitan dengan rasa," kata Saryo.
Baca juga: Harga BBM Naik, Warga: Ongkos ke Kantor Biasanya Rp 200.000 Per Bulan, Sekarang Bisa 2 Kali Lipatnya
Soal harga, pelayan Warteg Warmo itu akan memberikan sesuai pesanan yang dimakan oleh para pelanggan.
"Harga sama dengan warteg lain, misal dia makan nasi sama telor dan minum ya Rp 10.000," ucap Saryo.
Saryo tak menampik selama perjalanan rumah makan warisan orangtuanya itu pelanggannya kian beragam, mulai pengamen, musisi, hingga pejabat.
Kedatangan masyarakat biasa hingga pejabat itu tak terlepas dari sejarah yang panjang soal keberadaan Warteg Warmo.
"Balik lagi, karena dulu kan tidak ada rumah makan yang buka 24 jam. Orang itu kalau mau makan ya larinya ke sini," ucap Saryo.
Salah satu yang dikenang Saryo menjadi pelanggan rumah makannya adalah penyanyi Rhoma Irama.
Baca juga: Rentetan Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Pangdam Jaya: Tidak Ada yang Genting, Jakarta Masih Aman
Pria yang dijuluki Raja Dangdut itu sebelum terkenal kerap datang ke Warteg Warno untuk mingisi perut.
"Dulu Rhoma Irama, muda di sini. Begadangnya itu di sini, nongkrongnya ya di sini. Termasuk saat album pertama, pernah kulik lagu di sini," kata Saryo.
Rhoma Irama sendiri disebut sangat dekat secara personal dengan orang tua Saryo yang tak lain pendiri Warteg Warmo.
Hal itu karena Rhoma saat mengulik lagu-lagu dangdut kerap ditemani orang tua Saryo sambil begadang di rumah makan itu.
Saryo pun menunjukan foto-foto Rhoma Irama bersama orangtuanya yang kini terpajang di dinding Warteg Warno berwarna oranye.
Perempuan asal Tegal itu tak menyangka pria yang dahulunya datang ke rumah makan sambil membawa gitar, kini telah dikenal banyak orang.