Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sang Ayah Kecewa, Kasus Kematian Akseyna Tak Ada Perkembangan Signifikan

Kompas.com - 05/10/2022, 14:58 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ayah Akseyna Ahad Dory, Marsekal Pertama TNI ( Purnawirawan) Mardoto mengaku kecewa dengan penanganan kasus kematian Akseyna yang hingga kini belum ada perkembangan signifikan.

Pasalnya, saat kepolisian memaparkan perkembangan kasus kematian Akseyna di Kompolnas, Rabu (5/10/2022), masih menggunakan opsi bunuh diri dan pembunuhan.

"Terkait update temuan itu yang saya agak kecewa apa yang disampaikan oleh reskrim masih data lama, saya tidak melihat progresnya," kata Mardoto di Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Ayah Akseyna Minta Polisi Bentuk Tim Khusus Agar Kasus Kematian Anaknya Terungkap

Padahal pada 2016, kata Mardoto, Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Khrisna Murti telah menyampaikan bahwa Akseyna merupakan korban pembunuhan.

"Mereka (kepolisian) masih ada opsi bunuh diri dan pembunuhan. Saya sudah sampaikan tadi, mengapa masih ada opsi bunuh diri dan pembunuhan? padahal 2016 sudah disampaikan oleh Dtreskrimum itu pembunuhan," kata Mardoto.

Selain itu, Mardoto menilai kasus kematian Akseyna terkesan tidak jelas siapa yang menanganinya.

"Saya lihat positioning kasusnya tidak jelas, ini ditangani Polres Depok apa Polda? tadi saya tanyakan juga, ternyata disampaikan kasusnya masih ditangani Polres tapi Polda tetap ikut memback up," kata Mardoto.

Baca juga: Ayah Akseyna Datangi Kompolnas, Sampaikan Petisi yang Didukung 125.000 Warganet

Untuk itu, Mardoto meminta kepolisian membentuk tim khusus untuk mengusut kasus kematian Aksyena.

"Saya menuntut untuk membentuk tim khusus yang melibatkan Polres dan Polda supaya betul-betul didalami,"kata Mardoto.

Menurut Mardoto, pembentukan tim khusus ini tak perlu melibatkan banyak pihak, asalkan mempunyai kemahiran yang mumpuni dalam mengungkapkan kasus kematian Akseyna.

Baca juga: Buka Lagi Kemungkinan Bunuh Diri dalam Kematian Akseyna, Ini Kata Kompolnas

"Tidak apa-apa tim khusus ini sedikit lah hanya lima orang tapi mempunyai keahlian khusus untuk mengungkapkan kasus ini," ujarnya.

Akseyna ditemukan meninggal di Danau Kenanga, Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, 26 Maret 2015, atau tujuh tahun lalu.

Namun, kasus kematian mahasiswa UI itu belum juga terungkap hingga saat ini.

Pemuda yang saat itu menempuh pendidikan di jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IPA UI, saat pertama kali ditemukan. mulanya diduga bunuh diri.

Baca juga: Perjuangan Keluarga Cari Keadilan untuk Akseyna, Surati Kompolnas tapi Lagi-lagi Kecewa

Namun, seiring dengan berjalan penyelidikan, polisi menyebut bahwa Akseyna merupakan korban pembunuhan.

Tujuh tahun terlewati, polisi belum juga mampu menemukan jawaban atas tewasnya Akseyna.

Meski demikian, pihak keluarga tidak pernah berhenti berupaya menemukan jawaban soal kematian putranya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com