JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Nelayan Marunda Kepu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara mengalami krisis air bersih selama berbulan-bulan. Mereka kesulitan memenuhi kebutuhan air, meski sudah membayar tagihan setiap bulannya.
Diketahui bahwa sejak akhir April 2022 lalu, aliran air bersih yang disalurkan PT Aetra Air Jakarta ke rumah warga terganggu. Dampaknya, mereka kesulitan mendapatkan air untuk mandi, mencuci, ataupun masak.
Kompas.com mendatangi kampung tersebut pada Rabu (12/10/2022). Tampak jeriken dan drum berwarna biru diletakkan di depan rumah warga, untuk menyimpan air bersih.
Salah seorang warga, Gobang (58) mengatakan bahwa sejak Idul Fitri 2022 setidaknya ada 280 kepala keluarga yang mengalami krisis air bersih.
Baca juga: Harapan Warga Kampung Nelayan Marunda Kepu Usai Dilanda Krisis Air
"Dari Lebaran Idul Fitri sampai sekarang ini sudah enam bulan kalau bukan dari tangki, air belum keluar," kata Gobang saat ditemui di Kampung Nelayan Marunda Kepu, Rabu.
Warga hanya mengandalkan mobil tangki air yang berasal dari Pam Jaya dan PT Aetra Air Jakarta sebagai sumber air bersih.
Menurut penuturan Gobang, tangki air ini datang setiap dua hari sekali. Dia bahkan kerap tak mendapatkan air, saat tangki-tangki itu datang ke dua wilayah RT di kampung tersebut.
"Saya kadang-kadang dari paralon tiga hari enggak dapat air enggak kebagian," imbuhnya.
Saat tangki datang, warga bisa langsung membuka keran di rumah masing-masing setelah airnya disedot.
Sebagian warga juga datang membawa jeriken di lokasi penyaluran, agar mendapatkan air bersih.
Baca juga: Warga Terpaksa Irit hingga Berebut dengan Tetangga imbas Krisis Air di Kampung Nelayan Marunda Kepu
"Namanya warga tetap aja ada yang kekurangan, ada juga yang bawa air pakai galon. Dari semenjak Lebaran, sampai sekarang enggak ada air," papar Gobang.
Sementara itu, warga bernama Agustina (46) menyebut lima bulan sebelumnya tangki air datang setiap hari. Akan tetapi, sebulan terakhir warga terpaksa menunggu selama dua hari untuk bisa mendapatkan air.
"Jadwalnya untuk aturan yang dijanjikan Pam Jaya awalnya kami dapat setiap hari empat tangki," tutur Agustina.
"Setelah Dirut (Direktur Utama) baru datang, katanya ada tambahan empat tangki jadi delapan dalam satu hari tetapi tidak ada. Besoknya malah tangki datang setiap dua hari sekali," tambahnya.
Baca juga: Keluhan Warga Kampung Nelayan Marunda Kepu: Air Mati atau Nyala Tetap Bayar
Eva (31) warga Kampung Nelayan Marunda Kepu bercerita bahwa dirinya tetap harus membayar tagihan walaupun air bersih tidak mengalir.