BEKASI, KOMPAS.com - Kakak dari Angela Hindriati Wahyuningsih, Turyono Wahadi (58), mengaku tak menyangka bahwa pelaku mutilasi yang membunuh adiknya adalah M Ecky Listiantho.
Turyono mengaku, ketika ia bertemu dengan Ecky, tutur kata Ecky sangat terlihat ramah dan sopan.
"Dia (pelaku) halus banget (ketika bertemu dengan keluarga Angela). Dia semacam sandiwara, enggak sangka kalau dia bakal kayak gitu. Sopan, halus, berpendidikan, ternyata saya enggak sangka," tutur Turyono kepada Kompas.com, Jumat (6/1/2023).
Baca juga: Sosok Angela Hindrianti Wahyuningsih di Mata Keluarga, Mantan Aktivis Lingkungan yang Ramah
Turyono bahkan mengungkapkan bahwa sosok Ecky tak terlihat seperti seorang pembunuh.
"Dia (pelaku) sangat profesional sekali. Caranya (berbicara) juga sangat halus sekali," imbuh Turyono.
Pertemuan antara Ecky dan Turyono terjadi pada tahun 2019.
Keduanya bertemu di Stasiun Gambir, ketika Turyono hendak mencari tahu keberadaan adiknya yang hilang tanpa jejak.
Baca juga: Ecky Pelaku Mutilasi Angela di Bekasi Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana
"Ketemu cuma satu kali di Stasiun Gambir dalam rangka cari informasi keberadaan adik saya, itu di bulan Juni 2019," ujar Turyono.
Saat itu, Turyono menelusuri jejak hubungan Ecky dan Angela. Namun, saat itu, Ecky mengaku tak mengetahui keberadaan Angela
Namun, kecurigaan Turyono muncul kembali ketika Ecky menyebut dirinya terakhir bertemu dengan Angela ketika transaksi unit apartemen.
"Nah, dari kasus apartemen itu, keluarga curiga, dia mengaku beli apartemen, dan katanya membayar Rp 750 juta-850 juta, padahal sebelumnya dia sempat meminjam uang adik saya," ungkap Turyono.
Baca juga: Polisi: Ecky Simpan Jasad Angela dalam Boks di Kontrakan karena Takut Ketahuan Warga
"Dia pinjam uang untuk (bayar) pajak mobil terus sebelumnya lagi mau pinjam uang untuk perbaikan mobil," tambah dia.
Dari uang pinjaman itu, Turyono curiga apartemen milik adiknya telah berpindah tangan.
Sebab, ada lembar transaksi dan surat pernyataan, tetapi tanda tangan dalam lembaran tersebut diduga palsu.
"Ada transaksi jual-beli, dia (pelaku) kirim waktu itu lewat WhatsApp, kwitansi dan surat pernyataan. Tapi palsu itu tanda tangannya, karena berbeda," imbuh Turyono.