Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perploncoan Pelajar SMAN 6 Jakarta, Tradisi Kekerasan demi Dapatkan Jaket Angkatan...

Kompas.com - 18/01/2023, 08:08 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi perploncoan kembali terjadi. Kali ini dialami oleh sejumlah pelajar dari SMAN 6 Jakarta oleh alumni di RT 09 RW 03 Jalan H Rohimin, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/1/2023) malam.

Video yang memperlihatkan aksi perploncoan itu beredar di media sosial karena sempat disiarkan secara langsung oleh akun Instagram @swiss53gangs_. Namun, video itu saat ini telah hilang.

Tampak dalam video yang beredar, dua pelajar tengah adu jotos lalu ditonton oleh beberapa orang yang diduga alumni.

Adapun sejumlah pelajar tampak berbaris dengan posisi tiarap dan bertelanjang dada di pinggir jalan.

Baca juga: Perploncoan Siswa SMAN 6 Jakarta Vs Klaim Bebas Kekerasan..

"Algojo gue mana algojo gue," teriak seseorang yang terdengar dalam video.

Kapolsek Pesanggrahan Kompol Nazirwan mengonfirmasi aksi perploncoan pelajar itu terjadi di wilayahnya.

Lima orang diamankan, dua di antaranya adalah alumni yang melakukan perploncoan.

"Dari keterangan mereka sendiri, iya (pelajar SMAN 6 Jakarta)," ujar Nazirwan.

Nazirwan menyebutkan, total pelajar yang terlibat perploncoan itu berjumlah 25 orang.

"Dua alumni terlibat, dia menyelenggarakan kegiatan tersebut," ujar Nazirwan.

Baca juga: Saksikan Perploncoan Siswa SMAN 6 Jakarta oleh Alumni, Warga: Ada yang Dipukul Besi, Dikasih Bubuk Cabai

 

Tradisi sejak 2008

Polisi menyatakan, berdasarkan keterangan para pelajar dan dua alumni yang diamankan, aksi perploncoan adalah salah satu tradisi turun menurun di SMAN 6 Jakarta sejak tahun 2008.

"Setelah kita mintai keterangan dari pihak-pihak yang kita amankan bahwa kegiatan itu sifatnya tradisi," ujar Nazirwan.

"Sejauh informasi yang kita dapat dari saksi yang sudah kita mintai keterangan, ini sudah berlangsung dari tahun 2008," sambung Nazirwan.

Nazirwan mengemukakan, aksi perploncoaan itu dilakukan oleh alumni kepada adik kelasnya yang masih duduk di bangku kelas XII.

Adapun aksi perploncoan itu merupakan adu fisik untuk mendapatkan jaket angkatan di SMAN 6 Jakarta itu.

"Dengan konsekuensi begitu jaket tidak didapat, ada di situ aksi aksi yang mungkin kurang pas atau kurang pantas yaitu berupa namanya switch tampar," ucap Nazirwan.

Baca juga: Fakta Aksi Perploncoan Siswa SMAN 6 oleh Alumni: Tradisi untuk Mendapatkan Jaket Angkatan

Namun ada aksi yang lebih parah dilakukan alumni kepada adik kelasnya. Mereka akan melakukan perbuatan yang lebih kejam apabila para juniornya yang diminta berkelahi sesama itu kalah.

"Bagi yang kalah itu selain terkena tamparan juga ada sanksi berupa olesan balsem lalu termasuk diberi bubuk cabai di punggung mereka yang dinyatakan kalah," kata Nazirwan.

 

Plonco di dekat rumah alumni

Nazirwan mengatakan, lokasi perploncoan yang dialami oleh pelajar SMAN 6 Jakarta itu ada di  area lapang itu dipilih karena biasa dijadikan tempat nongkrong sehari-hari.

"Kalau dari keterangan mereka, lokasinya itu memang biasa menjadi tempat nongkrong. Lokasinya di pinggir kali, ada lahan yang luas," ujar Nazirwan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com