DEPOK, KOMPAS.com - Fenomena solidaritas kelompok perantau yang bercirikan sifat kedaerahannya di tengah masyarakat, memiliki ikatan sosial yang cenderung lebih kuat.
Sebab, konstruksi sosial yang mereka bangun berbasis etnosentrisme sehingga menimbulkan pandangan yang meremehkan kelompok lainnya.
Demikian disampaikan Kriminolog Universitas Budi Luhur Lucky Nurhadiyanto menyikapi bentrok antarkelompok yang menimbulkan korban jiwagj di Perumahan Raffles Hills, Sukatani, Tapos, Depok.
"Ikatan seperti ini cenderung lebih kuat. Karena difusi individu-individu tersebut kemudian membentuk subkultur baru di tengah masyarakat heterogen, alih-alih upaya untuk bertahan hidup," kata Lucky kepada Kompas.com, Senin (13/2/2023).
Menurut Lucky, upaya bertahan hidup yang dilakukan kelompok perantau itu, terkesan untuk menandakan keberadaannya di tengah masyarakat kota-kota besar.
Pasalnya, mereka yang sengaja datang ke kota besar sering kali membutuhkan pengakuan atas identitasnya dibandingkan kelompok lain.
"Hal ini sebagai konsekuensi logis dari kehadiran para pendatang di kota-kota besar. Muaranya adalah internalisasi nilai dalam segmentasi di masyarakat," ujar Lucky.
Tak jarang, Lucky mengatakan, pengakuan itu tercermin dengan beragam aktivitas kekerasan atau bahkan menunjukkan pola interaksi yang berbeda.
"Para perantauan yang identik dengan kelompok tersebut membutuhkan afirmasi identitas sebagai pembeda dari kelompok lainnya," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap, bentrokan dua kelompok di Depok yang menewaskan salah satu dari mereka disebabkan masalah penagihan utang.
Baca juga: 7 Orang Jadi Tersangka Kasus Bentrokan di Raffles Hills Depok yang Tewaskan 1 Orang
Dua orang yang terlibat bisnis pinjam-meminjam uang ini adalah Leha dan Muchtar.
Leha menyuruh R dan kelompoknya untuk membantu menagih uang kepada Muchtar dari kelompok lawan.
“Latar belakang ini terjadi (bentrokan) urusan bisnis antara pihak L dan M, L dan M ini terkait utang piutang, pinjam-meminjang uang,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko di Polda Metro Jaya, Minggu (12/2/2023).
Trunoyudo belum bisa menjelaskan lebih rinci mengenai bagaimana urusan bisnis yang dijalani oleh Leha dan Muchtar tersebut. Untuk itu, polisi masih terus menggali motif bentrokan itu.
“Namun demikian ini masih didalami, proses pemeriksaan belum sampai di situ, tentunya mari sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban,” imbuh dia.