TANGERANG, KOMPAS.com - Seekor anjing hitam menjadi sorotan bersamaan dengan beredarnya video rekaman ritual sesat sekelompok orang di Desa CIbugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.
Dalam video berdurasi 18 detik itu terlihat sejumlah pria dan wanita sedang duduk mengelilingi makam di sebuah ruangan.
Ada pula seekor anjing hitam di sana, sedangkan orang-orang yang berada di situ terlihat merapalkan doa-doa.
Beredar isu di antara warga setempat bahwa para peziarah yang ingin turut serta dalam ritual sesat itu harus dijilat terlebih dahulu oleh anjing hitam tersebut.
Baca juga: Fakta ‘Ritual Sesat’ di Cibugel Tangerang, Ada Makam Palsu hingga Ajaran Tak Sesuai Kaidah
Camat Cisoka Encep Sahayat mengatakan bahwa pihaknya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) telah bertemu dengan pimpinan aliran sesat Aliyudin.
Menurut Encep, Aliyudin telah mengklarifikasi sekaligus membantah apabila peziarah yang ingin mengikuti ritual itu sebelumnya harus dijilat anjing hitam tersebut.
“Aliyudin membantah terkait isu yang telah beredar tentang apabila bayak dijilat oleh anjing miliknya, maka akan semakin banyak rezeki itu. Itu tidak benar,” ujar Encep saat dikonfirmasi, Kamis (16/2/2023).
Sekretaris MUI Kabupaten Tangerang Nur Alam menambahkan, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan MUI dan pengakuan dari Aliyudin, anjing hitam itu tidak lebih dari hewan peliharaan.
Baca juga: MUI Sebut Ritual di Desa Cibugel Tangerang Bukan Aliran Sesat, tapi Tak Sesuai Ajaran Islam
“Menurut pengakuannya (Aliyudin), tidak ada sesuatu yang lebih tentang anjingnya, diakuinya najis binatang tersebut, (anjing hitam itu ada) hanya karena dia (Aliyudin) suka saja pelihara anjingnya,” kata dia saat dihubungi terpisah.
Nur melanjutkan, berdasarkan pengakuan Aliyudin, anjing hitam itu juga dibawa ke mana-mana, bahkan ke acara majelis zikir sekalipun.
“Inilah yang bikin resah, ada kuburan buatan yang menurut dia untuk lebih ingat mati, plus anjing peliharaannya yang dibawa-bawa,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.