JAKARTA, KOMPAS.com — Selama setahun setengah terakhir, Ali (52) berdagang nasi padang dan ayam goreng kriuk di area belakang RS Tarakan, Jakarta Pusat.
Tempat dagangnya digusur oleh Satpol PP pada Selasa (28/2/2023) pagi karena adanya aduan warga atas banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan kawasan tersebut.
Ali pun pasrah dengan penertiban itu.
"Tahu, kalau ini menyalahi aturan. Trotoar 'kan memang buat jalan kaki," katanya kepada media saat dihampiri.
Air mukanya tenang, dia tidak berontak saat balok kayu tempat dagangnya ditarik paksa oleh Satpol PP.
Baca juga: Dianggap Buat Kumuh, PKL di Belakang RS Tarakan Ditertibkan Satpol PP
Tidak dijawab jelas saat Kompas.com bertanya terkait alasannya masih berjualan di situ. Namun, Ali mengaku dirinya menerima penertiban ini dengan lapang dada.
"Terima saja. It's okay. Saya enggak mau pikirin itu (penggusuran). Berarti masanya (berjualannya) sudah habis," kata dia.
Pria asal Padang bercerita bahwa dirinya pernah berkuliah di Singapura. Lalu, pada tahun 2018, dia pindah ke Jakarta dan mencoba berbagai bisnis, seperti butik dan restoran di Blok M.
Raut wajahnya seperti sedang menahan tangis. Namun, Ali menggeleng dan mengulas senyum.
"Enggak, biarkan saja," kata dia
"Dulu sempat di blok M, tapi ya. Ah mumet deh, pikirannya," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.