Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pedagang Pasar Taman Puring, Barang Dagangannya Sering Diremehkan karena KW

Kompas.com - 01/03/2023, 13:41 WIB
Rizky Syahrial,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Taman Puring di Jalan Kyai Maja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, terkenal menjual barang yang kualitasnya tidak jauh dari original atau biasa disebut KW.

Barang yang dijual di pasar ini didominasi oleh sepatu kets, sepatu kulit, sepatu bola, baju, celana, topi, hingga tas keluaran produk-produk mahal.

Harga yang ditawarkan juga jauh lebih bersahabat dengan dompet, dibandingkan dengan harga barang original di pasaran.

Baca juga: Pudarnya Pesona Pasar Taman Puring yang Pernah Jadi Primadona Pemburu Sepatu Murah

Namun, tak jarang pedagang merasa pembeli menyepelekan barang dagangannya yang berkualitas KW.

Seorang pedagang sepatu kets bernama Azwar (26) menjual banyak pilihan sepatu dari produk internasional bermerk Adidas dan Nike.

Namun, barang yang ia jual kualitasnya satu tingkat di bawah kualitas original atau yang disebutnya premium.

Ia mengaku sering kali mendapatkan cemoohan dari pengunjung yang datang ke tokonya. Sampai-sampai, ia pun pernah merasakan sakit hati.

*Kadang kadang juga harus sabar sih (nanganin pembeli), ada ibaratnya kan pembeli itu ibarat raja, jadi ya seenaknya dia lah suka banding-bandingin (produk original dengan KW)," ujar Azwar saat ditemui di lokasi, Rabu (1/3/2023).

Baca juga: Polisi Duga Dua Perempuan yang Dicor di Bekasi Dibunuh Pelaku Bunuh Diri

"Saya jawab 'ya namanya harga segitu ya wajar, kalau mau original harga Rp 2 jutaan'," tambah dia.

Tak jarang Azwar menjumpai pembeli yang tak jadi membeli usai merendahkan barang dagangannya.

Menurut dia, banyak pembeli yang tidak mengetahui kualitas barang yang ia jual.

"Ada yang sebagian beli ada yang sebagian enggak. Kadang orang yang barang sepatu premium kayak begini suka ngeremehin 'barang KW ini', tapi dia enggak tahu kualitasnya. Padahal bagus juga sih, namanya barang impor kan jadi lumayan lah," papar Azwar.

Menurut dia, ia menjual barang KW kualitas premium agar semua kalangan bisa memakai barang seperti yang asli dengan harga miring.

Baca juga: Masyarakat Diimbau Tak Konsumsi Air Bersih dari WTP Waduk Pluit karena Bukan Air Minum

"Ya Kalau barang ori kan Rp 2 juta lebih ya dibanding harga Rp 400.000 ya udah lumayan, semua kalangan bisa pakai istilahnya harga segini kan," kata Azwar.

"Misalnya kalangan masyarakat menengah mikir-mikir untuk beli sepatu original, daripada beli yang original, pasti beli yang lain kan. Kalau kayak gini semua kalangan bisa pakai. Gajian masih bisa sisihin buat beli sepatu ini. Yang penting bisa pakai saja model sama," imbuh dia.

Bahkan, kata dia, ada sebagian pembeli yang mencemooh kualitas barang yang ia jual, hanya demi mendapat harga lebih murah.

"Ada yang sebagian beli buat nawar harga dulu loh, 'sepatu kayak gini KW nih masa harga segini' gitu agak sakit hati saya. Tapi lama-lama dibeli juga. Ada juga yang enggak jadi beli. ada yang baik juga," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com