JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengungkapkan, jajarannya kerap menemukan pengemis berkedok manusia pembawa karung alias pemulung di Ibu Kota.
Ia mengakui, Satpol PP DKI Jakarta sebenarnya menoleransi keberadaan pemulung di Ibu Kota. Dengan kata lain, Satpol PP DKI Jakarta tak akan menjaring pemulung.
"Kalau pemulung itu, menurut saya enggak ada masalah, kalau memulung untuk mendapatkan penghasilan," tutur Arifin di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (27/3/2023).
Baca juga: Satpol PP DKI Jaring 383 PPKS pada 1-25 Maret, Ada Manusia Silver, Pengamen, dan Pengemis
Namun, kata Arifin, Satpol PP DKI kerap menemukan pemulung yang mengemis.
Menurut dia, pemulung seharusnya mencari barang bekas untuk dijual lagi. Pada kenyataannya, kata Arifin, para pemulung itu justru berharap belas kasih warga layaknya pengemis.
Karena itu, Satpol PP DKI lantas menjaring pemulung yang berharap belas kasih warga.
"Tapi, sering kali yang dilakukan penjangkauan adalah mereka pemulung-pemulung yang duduk-duduk di tempat tertentu, terus berharap untuk mendapatkan belas kasih dari warga," kata Arifin.
Baca juga: Gencar Razia Pengemis, Satpol PP DKI: Kami Ingin Beri Shock Therapy
"Jadi, tiap dia berubah menjadi pengemis, maka itu yang kami lakukan tindakan," lanjut dia.
Untuk diketahui, selama Februari 2023, Satpol PP DKI Jakarta menjaring 1.248 pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS).
Sementara itu, sejak 1-25 Maret 2023, ada 383 PPKS yang terjaring razia.
PPKS yang terjaring razia di Ibu Kota terdiri dari manusia silver, badut, manusia robot (mengenakan kostum robot-robotan), manusia gerobak (menjadikan gerobak sebagai tempat tinggal), pengemis, pengamen, serta pak ogah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.