Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nakes soal Ibu yang Anaknya Stunting, Sempat Enggan Dirujuk karena Tak Punya Kendaraan

Kompas.com - 12/04/2023, 19:06 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli gizi yang bertugas di Puskesmas Kelurahan Warakas, Ariyanti Budiani menceritakan bagaimana kerja sama tenaga kesehatan untuk menekan angka stunting di RW 08, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sebagai informasi, sebelum program Ketapang Kuning yang digagas PLN Indonesia Power Priok diterapkan pada April 2022, RW 08 Kelurahan Warakas menjadi wilayah yang angka anak stunting-nya tertinggi.

Dalam hal ini, PLN Indonesia Power Priok bekerja sama dengan dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara.

Baca juga: Campur Aduk Perasaan Miftah Saat Anaknya Dinyatakan Stunting, Khawatir dan Tak Percaya...

Suatu ketika, ada seorang ibu yang tidak ingin anaknya dirujuk ke dokter spesialis anak setelah buah hati diduga menderita stunting.

"Kami dari puskesmas bakal bareng dengan pihak kelurahan dan ibu-ibu kader dari RT dan RW berkunjung ke rumahnya untuk memberitahu baiknya seperti apa," kata Ariyanti saat ditemui Kompas.com di kantornya pada Selasa (11/4/2023).

"Kami juga mencari tahu apa penyebab si ibu enggak mau anaknya dirujuk, oh ternyata enggak punya kendaraan," ujar Ariyanti melanjutkan.

Pihak kelurahan pun menawarkan kepada ibu itu untuk diantarkan ke RSUD Koja demi bertemu dengan dokter spesialis anak.

Terkadang, imbuh Ariyanti, ada juga ibu-ibu kader yang siap mengantarkan dengan menggunakan sepeda motor saat suami dari ibu yang anaknya stunting sibuk bekerja.

Baca juga: Mata Anak Layu hingga Tubuh Kurus, Miftah Sempat Curiga Putrinya Stunting

"Itu disiapkan kendaraan dari kelurahan. Jadi, kelurahan itu kan ada kendaraan dinas operasional untuk kelurahan, itu dipakai mobilnya untuk antarkan ibu dan anak ke rumah sakit," ungkap Ariyanti.

Ariyanti menegaskan, penting bagi anak yang sudah dicurigai stunting untuk bertemu dengan dokter spesialis anak.

Pasalnya, dokter spesialis anak akan mencari tahu lebih jauh apa penyebab lambatnya tumbuh kembang buah hati.

Berbicara mengenai usaha menekan angka stunting, menurut pengalaman Ariyanti, tidak bisa dibebankan oleh petugas kesehatan saja.

"Enggak bisa peran hanya tenaga kesehatan sendiri. Karena, itu ada peran serta dari Pak Lurah, lintas sektoral, pemangku wilayah. Makanya, kalau kami sendirian, enggak bisa," kata Ariyanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com