Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Porter Stasiun Gambir yang Pernah Dimarahi Penumpang Kereta Api

Kompas.com - 14/04/2023, 05:10 WIB
Rizky Syahrial,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Iswanto (30) berbagi cerita tentang pengalamannya selama menjadi seorang porter di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Ia sudah menggeluti pekerjaan ini sejak 2007.

Selama bertugas, Iswanto pernah menerima pelbagai perlakuan penumpang, antara lain dimarahi hingga diberi uang lebih atau tip.

"Alhamdulillah saya betah jadi porter. Kadang-kadang penumpang ada yang galak, ada juga yang baik," ujar Iswanto saat ditemui Kompas.com di Stasiun Gambir, Kamis (13/4/2023).

Iswanto mengatakan bahwa dirinya pernah terkena omelan penumpang saat mengangkat barang bawaannya. Pasalnya, penumpang tersebut ketahuan belum melakukan vaksinasi booster saat pemeriksaan syarat perjalanan.

Baca juga: Gus Muhaimin bersama DPP Perempuan Bangsa Bagikan Sembako untuk Ratusan Porter di Stasiun Gambir

Is, demikian dia disapa, langsung dimarahi karena masalah tersebut, dan dianggap menjadi penyebab perjalanan sang penumpang terhambat.

"Saya dapat penumpang nih, saat diperiksa tiketnya. Saya bilang, 'Mohon maaf tiketnya boleh dilihat enggak? Apa sudah vaksin atau belum', sampai boarding ternyata ia belum vaksin belum booster," ujar dia.

"Langsung lah saya dimarahi, karena saya dia jadi terhalang keberangkatannya," kata dia.

Baca juga: Ramai soal Porter di Stasiun Harus Bayar atau Tidak, Apakah Dikelola Langsung KAI?

Iswanto juga menceritakan kasus lain saat ia dimarahi oleh penumpang saat membantu bawa barang-barangnya.

Hal itu dikarenakan kapasitas berat bawaan penumpang tersebut yang melebih ketentuan dari perjalanan kereta api.

Bahkan, penumpang tersebut sempat mengatakan bahwa dia ogah menggunakan jasa porter lagi.

"Kadang soal barang-barang yang banyak ya biasanya ditimbang kan tuh, kan maksimal 20 kg, terus penumpang ngomong, 'Gara-gara pakai porter sih pakai segala ditimbang. Besok-besok gak usah pakai porter lagi'" jelas dia.

"Padahal persyaratan timbangan itu sudah dari empat tahun lalu," kata Iswanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com