Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Ugal-ugalan Penutupan "U-Turn" Simpang Santa: Makin Macet dan Diterobos Motor

Kompas.com - 18/04/2023, 05:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang menutup putaran balik atau u-turn di Simpang Santa, Jakarta Selatan, justru memunculkan masalah baru.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo berdalih, upaya itu dilakukan untuk mengurangi kemacetan setelah adanya penutupan putaran balik atau u-turn.

"Itu (pembongkaran jalur sepeda dan trotoar) dilakukan agar distribusi kendaraan dapat berjalan lebih baik, seiring dengan semakin tingginya kemacetan di area tersebut," ujar Syafrin, Senin (17/4/2023).

Baca juga: Hilangnya Keberpihakan pada Pejalan Kaki dan Pengendara Sepeda Buntut Putaran Balik Pasar Santa yang Ditutup

Menurut Syafrin, pembongkaran jalur sepeda dan trotoar dengan diganti jalan raya itu merupakan hasil evaluasi uji coba rekayasa lalu lintas atau penutupan putaran balik Simpang Santa pada 6-12 April 2023.

Kenyataannya, harapan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi di lokasi. Kemacetan dan pelanggaran lalu di kawasan itu justru semakin parah.

Kemacetan terparah

Andi (32), seorang petugas keamaan di kawasan Pasar Santa, mengeluhkan penutupan u-turn yang dilakukan berbarengan dengan penghapusan jalur sepeda dan trotoar itu tidak lantas mengurai kemacetan.

Baca juga: Dalih Kadishub DKI Soal Pembongkaran Jalur Sepeda di Simpang Santa: Sudah Dapat Restu Komunitas

Sebaliknya, kemacetan di kawasan Pasar Santa justru semakin parah. Ia bahkan menyebut, kemacetan ini adalah yang terparah dalam kurun waktu enam tahun terakhir.

Andi menyebut, kemacetan ini sudah berlangsung selama empat hari berturut-turut sejak rekayasa lalu lintas dilakukan.

"Wah macet banget, empat hari seperti ini, enggak pernah terurai. Dari hari Jumat kayak gini, pusing saya," ungkap dia.

Seorang sopir sopir bernama Bagaskoro (25) juga mengeluhkan hal yang sama. Kemacetan justru semakin parah dan pengendara menghabiskan lebih banyak waktu di perjalanan.

"Hampir 2,5 jam (terjebak macet). Padahal, saya mau ke Tendean doang ini, tetapi terjebak macet di sini," ujar Bagaskoro.

Sebagai seorang sopir truk jasa angkut barang, Sandi (24) tak menampik bahwa dirinya dirugikan dengan adanya kemacetan di kawasan Pasar Santa.

"Makin parah ya semenjak itu (putaran balik atau u-turn) ditutup. Sehari bisa dua kali lewat sini dan selalu macet. Macetnya juga parah," kata Sandi.

Baca juga: Kadishub Ungkap Asal-usul Kebijakan Bongkar Jalur Sepeda dan Trotoar di Pasar Santa

Pilih menerobos pembatas

Sejumlah pemotor menerobos pembatas Jalan yang berada di pelican crossing kawasan Pasar Santa, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023). KOMPAS.com/Dzaky Nurcahyo Sejumlah pemotor menerobos pembatas Jalan yang berada di pelican crossing kawasan Pasar Santa, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).

Sejumlah pengendara motor menerobos pembatas jalan yang terpasang di area putaran balik Simpang Santa pada Senin kemarin.

Halaman:


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com