Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.500 Orang Saksikan Gerhana Matahari Hibrida di Planetarium TIM, Pengelola: Kirain Sepi karena Mudik

Kompas.com - 20/04/2023, 15:22 WIB
Xena Olivia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 2.500 orang menonton gerhana matahari hibrida di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (20/4/2023). Jumlah tersebut melampaui perkiraan pengelola.

“Seperti kita ketahui, antusiasmenya cukup tinggi. Malah justru kami kira sedikit karena mendekati orang pada mudik,” kata Humas Planetarium Jakarta Eko Wahyuwibowo kepada awak media di lokasi.

Baca juga: Saksikan Gerhana Matahari Hibrida dari Planetarium TIM, Warga: Senang, Biasanya Lihat di TV Doang

Eko mengatakan, panitia sebelumnya telah menyiapkan 1.600 kacamata bantu untuk melihat gerhana.

“Pembagian kacamata pun berjalan dengan baik. Kemudian juga ada 17 teleskop, 13 untuk pengunjung, empat untuk observasi dan dokumentasi. Kami fasilitasi untuk pengunjung tanpa ada kendala apa-apa,” ujar dia.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, penonton mulai berkumpul sejak pukul 07.30 WIB.

Sekitar pukul 09.30 WIB, suasana semakin ramai dengan adanya pameran foto saat gerhana dan moderator yang menjelaskan terkait gerhana matahari hibrida ini.

Saat gerhana mulai terlihat pada pukul 09.45 WIB, penonton yang menggunakan kacamata bantu sontak bersorak sambil melihat ke arah langit.

Baca juga: Cerita Warga Jauh-jauh Datang ke Planetarium untuk Lihat Gerhana Bulan Total, tapi Malah Kecewa...

Meskipun cuaca sedikit berawan dan mendung, penonton gerhana tampak tetap antusias menunggu puncak gerhana yang terjadi pada sekitar pukul 10:45 WIB.

Untuk diketahui, gerhana matahari hibrida terjadi saat matahari, bulan, dan bumi, tepat berada dalam satu garis yang sama.

Sehingga, di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil dari piringan matahari.

Sementara itu, dari tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.

Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu,atahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.

Baca juga: Geliat di Pasar Koja Baru Menjelang Lebaran, Pedagang Baju Diserbu Pembeli

Sedangkan di tempat tertentu lainnya, matahari seakan-akan tertutupi bulan.

Peristiwa gerhana matahari hibrida ini dikatakan langka sebab kejadian serupa terakhir kali terlihat di Indonesia pada tahun 1807.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com