Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ejo, Rela Panas-panasan 4 Jam di Mobil Pikap demi Tamasya ke Ragunan

Kompas.com - 30/04/2023, 21:48 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ejo (43) dan keluarga besarnya mengunjungi Taman Margasatwa Satwa Ragunan, Jakarta Selatan, Minggu (30/4/2023).

Ia membawa serta 12 orang keluarganya menggunakan mobil pikap dari bilangan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Perjalanannya menuju Ragunan siang tadi memiliki banyak cerita. Salah satunya adalah sinar matahari yang tidak bersahabat.

"Mataharinya cukup luar biasa. Meski pikap kami ada kanopinya, tetapi hawa panas tetap menembus sampai ke dalam," ujar dia kepada wartawan, Minggu. 

Baca juga: Asyiknya Ejo dan 12 Anggota Keluarganya, Tamasya ke Ragunan Naik Pikap

Ejo yang duduk di bagian belakang pikap tak menampik bahwa dirinya dan beberapa saudaranya kepayahan melawan suhu matahari yang menyengat.

Ia bahkan bisa merasakan hawa panas turut keluar dari lempengan besi yang dia duduki di bak mobil pikap itu. 

Mesin yang terus menyala selama berjam-jam disinyalir menjadi salah satu penyebab adanya hawa panas yang keluar dari bawah mobil.

"Ke Ragunan itu kurang lebih memakan waktu empat jam. Sudah begitu ada beberapa titik kemacetan, bisa dibayangkan bagaimana rasanya di bawah terik matahari dan kondisi mobil yang panas," tutur dia.

Kendati demikian, Ejo tetap merasa senang bisa menyempatkan waktu ke Ragunan. Terlebih anak-anak serta sanak keluarganya sangat ingin melihat beragam satwa yang ada.

Selain itu, semua keluh kesah selama perjalanan juga terbayarkan ketika sampai. Ia beserta keluarganya bisa bertamasya dan makan besar sembari berwisata.

Baca juga: Masyarakat Tumpah Ruah di Ragunan, Arus Lalu Lintas Macet

"Kami berangkat sekitar jam 10.00 WIB dan sampai pukul 14.00 WIB. Saya tahu pasti (ramai), namanya juga Idul Fitri. Tetap ke sini karena memang tiket masuknya murah dan terjangkau. Pengin lihat hewan-hewan juga anak-anak. Saya juga senang melihat hewan, favorit saya lihat harimau dan lihat buaya," tutur dia.

Pria asal Banten itu juga mengaku bahwa kunjungannya ke Ragunan merupakan agenda rutin setiap libur Lebaran.

Ia dan keluarganya hanya absen ke Ragunan ketika pandemi Covid-19 melanda Tanah Air.

"Sudah agenda rutin, selalu ke sini setiap libur Lebaran. Sudah langganan bertahun-tahun lah pokoknya. Langganan ke sini juga karena suasananya enak, bisa liwetan di bawah pohon rindang. Tahun depan kami pasti balik lagi," imbuh Ejo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com