Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Sekuriti Kantor MUI Berhadapan dengan Pelaku Penembakan, Sempat Diancam Dibunuh

Kompas.com - 04/05/2023, 06:09 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang petugas keamanan bernama Chaerudin (26) adalah salah satu saksi penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat yang terjadi pada Selasa (2/5/2023).

Kepada awak media, dia bercerita dirinya tidak mengetahui seorang lansia bernama Mustopa (60) yang beberapa kali menyambangi Kantor MUI ternyata membawa senjata di dalam tasnya.

“Saya enggak tahu dia mengangkat tas ternyata isinya pistol. Tapi, saya enggak ketembak alhamdulillah. Pelurunya meleset,” kata Chaerudin saat diwawancarai di Kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/5/2023) siang.

Baca juga: Mustopa Ancam Bunuh Petugas Keamanan Kantor MUI Sebelum Lakukan Penembakan

Chaerudin turut bercerita, dirinya sempat diancam oleh Mustopa. Sebab pelaku bersikeras ingin bertemu Ketua MUI.

“Beliau memaksa. Beliau bilang begini ‘Kalau kamu tidak bisa menerima saya ketemu Ketua MUI, saya habisi kamu’. Dia bilang gitu,” tutur dia.

Sebelumnya, Chaerudin telah menyampaikan permintaan Mustopa ke bagian sekretariat. Namun, tidak diizinkan sebab Mustopa telah dua kali mengirim surat ke MUI dengan nada mengancam.

Dari situ, Mustopa pun mengeluarkan senjatanya dan menembak ke arah pintu kaca.

Lantas, satu orang tertembak di punggung, sementara satu orang lainnya terkena serpihan kaca hingga luka-luka.

Baca juga: RS Polri Belum Terima Permintaan Penjemputan Jenazah Mustopa Penembak Kantor MUI

 

Cara bicara mencurigakan

Chaerudin bercerita dirinya telah bertemu sebanyak dua kali dengan pelaku. Dia mengatakan perawakan Mustopa tidak mencurigakan alias biasa saja.

Namun, tutur kata dan intonasinya mengundang tanda tanya.

“Beliau itu berbicara dengan nada-nada mencurigakan, bawa surat yang berkata-kata pengancaman,” kata Chaerudin.

Wasekjen MUI Bidang Hukum dan HAM Ikhsan Abdullah menimpali, MUI tidak pernah mencurigai orang yang datang ke kantor.

“Karena kantor ini melayani kepentingan umat masyarakat yang mengadu, yang melakukan dakwah, dan lain-lain. Jadi semua seperti kalian, tidak ada yang dicurigai. Insya Allah tidak ada apa-apa selama ini,” kata Ikhsan.

Perihal surat-surat ancaman itu sendiri, Ikhsan memaparkan Kantor MUI Pusat sering mendapatkan kiriman seperti itu.

Baca juga: Nasib Mustopa Temui Ajal Setelah Nekat Menembak di Kantor MUI, Jasadnya Belum Dijemput Keluarga

“Itu sudah sering (kami dapat). Sudah kebal, kami sudah putus urat takutnya. Insya Allah karena kami semua ulama di sini berjuang untuk kepentingan umat. Jadi tidak ada lagi rasa takut atau was-was,” tutur dia.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com