Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETABEK] Rumah Duka M Taufik Dibanjiri Pelayat | Warga DKI yang Merantau Berkeberatan NIK-nya Dinonaktifkan

Kompas.com - 05/05/2023, 05:49 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang rumah duka almarhum politikus senior Gerindra DKI Jakarta, M Taufik, dibanjiri para pelayat, banyak dibaca pada Kamis (4/5/2023).

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, para pelayat dari berbagai kalangan mendatangi rumah duka di Jalan SD Lama, Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

Kemudian, berita soal warga DKI Jakarta yang terancam nomor induk kependudukannya (NIK) dinonaktifkan juga banyak dibaca.

Baca juga: Pemprov DKI Bakal Bahas Aturan Jam Masuk Kerja guna Kurangi Kemacetan, Ini Skemanya

Pasalnya, Banyak warga DKI Jakarta yang memilih merantau dari Ibu Kota untuk mencari pekerjaan di kota lain.

Berita soal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan milik suami seorang pedagang kaki lima (PKL) tidak bisa cair juga jadi menarik perhatian pembaca.

Padahal, kata Yulyanti, suaminya itu sudah bekerja selama 7 tahun sebagai petugas Unit Pelaksana Kerja (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Berikut paparannya:

1. Rumah duka M Taufik dibanjiri pelayat

Rumah duka almarhum politikus senior Gerindra DKI Jakarta, M Taufik, di kawasan Pondok Ranggon, Jakarta Timur, terus dibanjiri para pelayat, Kamis (4/5/2023).

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, para pelayat dari berbagai kalangan mendatangi rumah duka di Jalan SD Lama, Pondok Ranggon.

Tak hanya itu, para politisi yang turut melayat, di antaranya Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Ahmad Muzani, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Syarif hingga Anas Urbaningrum. Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Sebelum Meninggal, M Taufik Ungkap Ingin Sembuh Agar Bisa Bantu Anies di Pilpres 2024

2. Warga DKI yang merantau berkeberatan NIK-nya dinonaktifkan

Banyak warga DKI Jakarta yang memilih merantau dari Ibu Kota untuk mencari pekerjaan di kota lain.

Akibatnya, mereka pun berpotensi dapat kehilangan domisili dikarenakan KTP-nya akan dinonaktifkan.

Salah satunya, Luth Xavier (25). Ia saat ini sedang berada di Ambon, Maluku, karena urusan pekerjaan. Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: NIK DKI Warga yang Tak Lagi Tinggal di Jakarta Akan Dinonaktifkan Maret 2024

3. Suami kecelakaan lalu dipecat, BPJS Ketenagakerjaannya tak bisa cair

Seorang Pedagang Kaki Lima (PKL) bernama Yulyanti (43) mengungkapkan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan milik suaminya, S (48), tidak bisa cair.

Padahal, kata Yulyanti, S sudah bekerja selama 7 tahun sebagai petugas Unit Pelaksana Kerja (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Hal ini diketahui Yulyanti dan suami saat mencoba mencairkan BPJS Ketenagakerjaan untuk keperluan berobat. Sebab, S mengalami kecelakaan pada September 2021 dan harus memasang pen pada kakinya. Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Ini Penjelasan Dinas LH DKI soal Eks PJLP Tak Bisa Cairkan Dana BPJS Ketenagakerjaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com