Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Penyedia "Air Gun" Penembak Kantor MUI: Jalankan Bisnis Ilegal dan Tak Tahu Rencana Penembakan

Kompas.com - 10/05/2023, 08:53 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi akhirnya menetapkan tiga orang sebagai tersangka penyedia senjata jenis air gun terhadap Mustopa NR, pria yang menyerang dan menembak Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteng, Jakarta Pusat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko berujar, dua pelaku bernama Dedy Miswandi dan Novri Ansyah. Mereka adalah tetangga Mustopa di Lampung.

Sementara itu, satu orang lainnya bernama Hengky, pedagang airsoft gun dan air gun tanpa izin resmi.

"Dedy dan Novri berperan sebagai perantara, sementara Hengky berperan sebagai penjual," ujar Trunoyudo kepada wartawan, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: 3 Penyedia Senjata Mustopa NR Tak Tahu Rencana Penembakan Kantor MUI

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga mengungkapkan, ketiga tersangka dijerat Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.

"Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 juncto Pasal 55 KUHP juncto Pasal 56 KUHP," ungkap Panjiyoga.

Tak tahu rencana Mustopa

Berdasarkan hasil penyidikan sementara, ketiga tersangka mengaku tidak mengetahui maksud dan tujuan Mustopa NR membeli air gun.

Trunoyudo menerangkan, Mustopa awalnya hanya meminta bantuan Dedy yang tinggal di dekat rumahnya, untuk dicarikan air gun.

"Tersangka Mustopa datang ke rumah tersangka Dedy Miswandi di Sukajaya untuk meminta tolong mencarikan senjata jenis air gun," kata Trunoyudo.

Baca juga: Update Kasus Penembakan di Kantor MUI: 3 Penyedia Senjata Api Ditangkap dan Jadi Tersangka


Mendengar keinginan Mustopa, Dedy menghubungi Novri yang diketahui memiliki kenalan pedagang senjata untuk olahraga menembak.

Selanjutnya, Novri menelepon tersangka Hengky yang merupakan pedagang senjata. Di situ, Hengky menyebutkan bahwa air gun yang tersedia adalah model glock 19.

"Tersangka Hengky menyampaikan menjual air gun glock 19 seharga Rp 4 juta. Dari situ, Novri menelepon tersangka Dedy menyampaikan ketersediaan senjata yang dicari Mustopa," kata Trunoyudo.

Berbisnis ilegal sejak 2012

Panjiyoga menyebutkan bahwa ketersediaan senjata itu kemudian disampaikan Dedy dan Novri kepada Mustopa. Keduanya sepakat menyebut harga sepucuk air gun itu Rp 5,5 juta.

"Penjualan itu tanpa izin. Setelah itu, setelah pelaku membayar Rp 5,5 juta pada D. Lalu senjata ini dikirim H ke saudara N, lalu diberikan ke D," kata Panjiyoga.

Kepada penyidik, Hengky mengaku sudah memperdagangkan air gun dan airsoft gun sejak 2012 di Lampung. Bisnis itu dia jalankan tanpa izin resmi dari otoritas terkait.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com