Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSI: Warga Frustasi, Puluhan Tahun Hadapi Bobroknya Manajemen Kota Depok

Kompas.com - 22/05/2023, 19:05 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - DPD PSI Kota Depok menilai, kepemimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selama sekitar 20 tahun di Kota Depok membuat masyarakat frustasi.

Oleh karena itu, DPD PSI Kota Depok menilai masyarakat Depok membutuhkan perubahan dengan pergantian pemimpin yang bukan dari partai berkuasa.

Hal itu disampaikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD PSI Kota Depok, Icuk Pramana Putra saat mengungkapkan alasan partainya mendukung putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, sebagai calon wali kota Depok.

Baca juga: Alasan Dukung Kaesang Jadi Wali Kota Depok, PSI: Masyarakat Antusias

"Frustasinya warga terhadap elite partai lokal di Depok menjadi salah satu alasan mengapa kami butuh perubahan dari luar untuk mendobrak bobroknya manajemen kota yang dirusak puluhan tahun secara sistematis," kata Icuk dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/5/2023).

Icuk mengatakan, partainya berpandangan Kaesang punya kapabilitas untuk memimpin perubahan yang dibutuhkan warga Kota Depok.

Selain itu, Kaesang yang merupakan sosok anak muda itu juga memiliki pengalaman membangun bisnis dari nol hingga sukses.

Berdasarkan hal tersebut, DPD PSI Depok menilai Kaesang sangat cocok untuk memimpin perubahan ini.

"Kemampuan entrepreneurship Mas Kaesang akan menjadi modal yang sangat kuat untuk memimpin kota Depok," kata Icuk.

Baca juga: PSI Pasang Baliho di Margonda, Dukung Kaesang Jadi Calon Wali Kota Depok

"Kami butuh dobrakan anak muda yang cerdas, progresif, siap hadir dan kerja untuk membawa perubahan di Kota Depok, apalagi ditambah sifat Mas Kaesang yang humoris. Warga Depok butuh lebih banyak humor," sambung dia.

Sebagai informasi, DPD PSI Kota Depok memasang baliho dukungan kepada putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, untuk maju sebagai calon wali kota Depok.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, baliho berukuran 3x1,5 meter itu terpasang di pinggir Jalan Margonda Raya arah Depok, tepatnya di Jalan H Mahali.

Baliho berwarna putih bertuliskan "PSI Menang, Wali Kota Kaesang".

Di bawah tulisan itu, terdapat foto Kaesang mengenakan kemeja putih. Salah satu tangan Kaesang memegang setangkai bunga mawar merah, seperti logo PSI.

Baca juga: Disebut Bakal Disandingkan dengan Kaesang di Pilkada Depok, Ini Komentar Supian Suri

Sementara itu, di bagian atas baliho terdapat logo PSI berupa segi empat berwarna merah, yang di dalamnya terdapat tangan menggenggam setangkai mawar putih.

Icuk mengatakan, baliho itu hanya dipasang di Jalan Margonda Raya. Tujuannya sebagai simbol kritik terhadap Pemerintah Kota Depok yang melakukan pembangunan hanya di kawasan Margonda alias Margondasentris.

"Pemasangan satu titik baliho merupakan inisiatif kami DPD, karena (kami) menilai Depok yang Margondasentris, menjadi catatan buruk Pemkot terkesan melihat daerah lain sebagai anak tiri," ujar Icuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com