Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 29 Blok di Rusunawa Marunda, Hanya Blok D yang Tak Alami Krisis Air

Kompas.com - 31/05/2023, 18:56 WIB
Rizky Syahrial,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (Rusun) II Marunda Jakarta Utara Uye Yayat Dimiati mengatakan, hanya Blok D Rusunawasa Marunda yang tidak mengalami krisis air bersih.

Sementara itu, 28 blok lainnya mengalami krisis air bersih. Menurut Uye, di Blok A, B, dan C, air hanya menyala selama setengah jam setiap harinya.

"Di beberapa tempat, Blok A, B, dan C, di hari biasa, satu hari kadang hanya setengah jam, mati, barulah kosong, terus tengah malam nyala lagi," ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (30/5/2023).

Baca juga: Upaya Penghuni Rusunawa Marunda Bertahan Hidup dari Krisis Air

Uye kemudian menjelaskan mekanisme masuknya air bersih dari PAM Jaya ke Rusunawa Marunda. Menurut dia, air pertama kali masuk ke dalam ground water tank (GWT) milik rusun.

"Nah di GWT kami ada meteran dari PDAM masuk ya, karena kami membayar PDAM dari APBD sesuai air dari PDAM yang masuk," jelas Uye.

"Dari GWT kami, baru ditransfer ke warga, masuk ke warga," tambah dia.

Namun, saat ini volume air yang masuk ke GWT rusun sangat kurang, sehingga warga mengalami krisis air bersih.

"Artinya kebutuhan (air bersih) warga di sini sangat kurang," kata Uye.

Baca juga: Warga Rusunawa Marunda Cuma Rasakan Air Bersih 3 Hari Sekali Sebelum Ada Mesin Pompa

Adapun sejumlah penghuni Rusunawa Marunda mengalami krisis air bersih sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu penghuni bernama Rahmat (38) mengatakan, krisis terjadi karena air bersih yang ada di bak penampungan milik PAM Jaya tidak memadai untuk dialirkan ke sejumlah unit setiap waktu.

Rahmat mengatakan, penghuni mendapatkan air bersih paling tidak satu kali dalam sehari.

"Kalau itu (air bersih yang ada di penampung) sudah habis, ya sudah, kami airnya mati lagi. Jadi minimal satu hari satu kali," kata Rahmat, Senin (29/5/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com