Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macet Depan GIS, Ketua RT dan RW Tanyakan Kompensasi Bagi Warga

Kompas.com - 05/06/2023, 20:48 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ihsanuddin

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kemacetan menahun yang terjadi di kawasan Sekolah Dasar (SD) Global Islamic School berimbas pada aktivitas masyarakat sekitar.

Ketua RW dan sejumlah Ketua RT yang ada di lingkungan tersebut mempertanyakan kompensasi yang harusnya diterima warga dari pihak sekolah akibat kemacetan yang ditimbulkan. 

"Macet, kan harus ada sumbangsih juga ke lingkungan. Memang itu yang kita minta (sumbangsih). Namanya kan pemberdayaan lingkungan," ucap Ketua RW 03 Kecamatan Kramat Jati, Bale Kambang, Jakarta Timur, bernama Aan Noermansyah saat ditemui Kompas.com, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Macet di Depan GIS Condet, Kendaraan Antre Masuk ke Area Sekolah

Kata Aan, sejumlah wilayah RT yang terdampak kemacetan GIS yakni RT 01, RT 05, RT 10, dan RT 11.

"Itu harus dipikirkan juga buat partisipasi wilayah, itu (sumbangsih) harus ada," ucap Aan lagi.

Aan juga berpesan, bila pihak GIS memang membagikan suatu bantuan yang bersifat sosial, baiknya harus disebarkan merata ke seluruh RT/RW yang terkena kemacetan.

"Kalau mau bagi sesuatu yang sifatnya sosial itu harus rata, jangan nggak rata," tutur dia.

Baca juga: Jukir Dekat GIS Pusing Tiap Hari Macet: Yang Kerja, yang Antar Anak, Enggak Ada yang Mau Ngalah

Hal serupa juga disampaikan Zain selaku Ketua RT 01.

Menurut Zain, sebelumnya GIS kerap membagikan kupon saat momen Idul Fitri dan Idul Adha, yang dianggap sebagai kompensasi kemacetan;

"Kalau dulu mungkin masih ada kompensasi buat warga sekitar, biasanya pemberian paket beras menjelang Idul Fitri, menjelang Idul Adha juga biasanya ada pembagian daging qurban," kata Zain.

Namun, sejak dua tahun terakhir kupon tersebut sudah tidak ada lagi.

Padahal dengan adanya kupon, bisa membuat warga sekitar yang terkena macet lebih menerima keadaan.

"Tapi sekarang ini hilang, dalam arti 'kalaupun macet tapi ada kompensasi, hatinya agak adem lah'," ujar Zain lagi.

Baca juga: Keluhkan Macet Depan GIS Condet, Warga: Satu Anak, Satu Mobil, Pantas Macet...

Selain itu, baik Aan dan Zain juga sama-sama menyarankan supaya pihak pengelola sekolah menambah serta memperluas lagi lahan parkir mereka.

"Saya kan suka makan soto dekat situ (GIS), kalau saya lihat parkirnya, buset deh, jadi dari dia itu untuk sarana parkirnya harus dipikirkan lebih luas, kan sekolah elit, sekolah mahal," pungkas Aan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com