Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Monorel yang Juga Mangkrak Belasan Tahun di Jakarta dan Rusak Estetika

Kompas.com - 05/06/2023, 19:49 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, belakangan menjadi sorotan.

Pasalnya, proyek yang diinisiasi era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sejak 2015 tersebut masih mangkrak hingga saat ini.

Saat TribunJakarta.com mengunjungi area proyek tersebut, Selasa (30/5/2023), JLNT di Pluit justru dijadikan tempat pembakaran sampah oleh orang tak dikenal.

Selain itu, banyak sampah dan tumbuhan liar berserakan di sana. Tumbuh-tumbuhan liar menjalar pada pembatas jalan layang.

Baca juga: JLNT Pluit Warisan Ahok yang Kini Mangkrak Dulu Ditolak Warga karena Berpotensi Sebabkan Banjir

Terjadi pada proyek monorel

Kondisi proyek transportasi yang mangkrak ini sebelumnya juga terjadi pada proyek monorel Jakarta.

Warga yang melintas di sepanjang Jalan Gelora hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, masih dapat melihat tiang-tiang pancang monorel yang mulai dibangun di masa Gubernur DKI Sutiyoso pada 2004 lalu.

Berdasarkan catatan Kompas.com, Pemprov DKI Jakarta saat itu berencana membangun monorel dengan kapasitas 10 rangkaian gerbong untuk mengatasi kemacetan Jakarta.

Terdapat dua jalur monorel yang rencananya akan dibangun.

Baca juga: Pemprov DKI Segera Evaluasi Usulan Pembongkaran Tiang Bekas Proyek Monorel

Jalur pertama melingkar sepanjang 14,3 kilometer (km) dimulai dari Casablanca, Hotel Gran Melia, Satria Mandala, Kusuma Chandra, Polda Metro Jaya, Bursa Efek Indonesia, Gelora Bung Karno Senayan, Plaza Senayan, JHCC, gedung MPR/DPR, Taman Ria Senayan, gedung MPR/DPR, Pejompongan, Karet, Sudirman, Setiabudi Utara, Kuningan, Taman Rasuna, kembali ke Casablanca.

Sementara jalur kedua melintang sejauh 12,7 km dimulai dari Kampung Melayu, melewati kawasan Tebet, Menteng Dalam, Stasiun Casablanca, Ambasador, Stasiun Dharmala Sakti, Menara Batavia, Karet, kawasan Slipi, Cideng, dan berakhir di kawasan Roxy.

Keseriusan Pemprov DKI terhadap pembangunan proyek monorel saat itu ditandai dengan peresmian pemasangan tiang pancang pertama di Jalan Asia-Afrika, Senayan, Jakarta Pusat oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 14 Juni 2004.

Baca juga: Pelaku Curi Tiang Proyek Monorel di Kuningan Jaksel untuk Tebus Motor di Bengkel

Masalah pendanaan

Kendati demikian, hingga pergantian masa jabatan Gubernur DKI dari Sutiyoso ke Fauzi Bowo, proyek monorel tersebut terhenti karena masalah pendanaan.

Pemprov DKI dibawah tampuk kepemimpinan Fauzi Bowo atau Foke justru dituntut oleh pelaksana proyek monorel, PT Jakarta Monorel, sebesar Rp 600 miliar lantaran tidak adanya investor sehingga proyek pun mangkrak.

Kompas.com mencatat, Foke mengatakan untuk membangun kembali monorel memerlukan tambahan investasi yang besar. Foke pun akhirnya memutuskan untuk menghentikan proyek monorel.

"Dengan adanya penghentian perjanjian ini memang ada permintaan pergantian dana investasi yang diminta perusahaan itu sebesar Rp 600 miliar dan tidak bisa kita penuhi," ujar Foke, pada 9 Maret 2013.

Baca juga: Pembongkaran Tiang Monorel di Rasuna Said Gunakan Dana Adhi Karya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com