Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok JLNT Pluit Warisan Ahok yang Mangkrak, Ada Tempat Pembuangan Sampah Tersembunyi dan Pohon Tumbang

Kompas.com - 07/06/2023, 06:12 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Pluit yang diinisiasi eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mangkrak sejak 2015.

Jalan layang yang menghubungkan Pluit dengan kawasan komersil Green Bay di Jakarta Utara ini ditargetkan membentang sepanjang kurang lebih 10 kilometer.

Namun, hingga kini baru sekitar 3 kilometer jalan yang selesai dibangun.

Proyek ini cukup kontroversial karena dinilai berpotensi merusak badan tanggul Pluit sehingga menyebabkan banjir.

Baca juga: Bermain Halang Rintang di JLNT Pluit, Proyek Mangkrak Warisan Ahok

 

"Bermain halang rintang"

Kompas.com menyambangi jalan layang tersebut pada Selasa (6/6/2023). Kami mulai memasuki JLNT Pluit melalui Jalan Pluit Barat Raya, dekat toko audio mobil bernama Venom Auto Garage.

Kondisi jalan sebelum masuk area JLNT Pluit bukanlah aspal, melainkan kerikil-kerikil kecil. Terdapat batang pohon kira-kira berukuran dua meter tergeletak di sisi kanan.

Saat memasuki JLNT, terdapat gundukan tanah setinggi kurang lebih 60 centimeter yang bercampur dengan sampah dan karung berisi puing-puing.

Untuk memasuki area JLNT Pluit, tidak seperti JLNT pada umumnya yang hanya sekadar lewat begitu saja. Kompas.com harus menaiki gundukan tanah tersebut.

Tetapi, ada "rintangan" lain setelah gundukan tanah, yakni separator jalan yang membentang secara tidak beraturan untuk menutupi pintu masuk JLNT Pluit.

Baca juga: Kondisi JLNT Pluit Warisan Ahok, Ditumbuhi Tanaman Liar dan Jadi Tempat Buang Sampah

Ada beberapa cara untuk melewati separator jalan tersebut, yakni mencari pijakan agar dengan mudah melangkahinya atau memaksakan badan demi masuk ke celah sempit antar separator.

Sampah yang berserakan di sisi kanan luar pembatas Jalan Layang Non Tol (JLNT) Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara pada Selasa (6/6/2023).KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Sampah yang berserakan di sisi kanan luar pembatas Jalan Layang Non Tol (JLNT) Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara pada Selasa (6/6/2023).

Pembuangan sampah "tersembunyi"

Di luar pembatas JLNT Pluit, terdapat sejumlah pohon yang tumbuh besar sehingga membuat JLNT Pluit sedikit rindang.

Sayangnya, setelah ditelusuri lebih dalam, di luar pembatas JLNT Pluit ini menjadi tempat "tersembunyi" pembuangan sampah.

Sampah-sampah ini beragam jenis, di antaranya limbah plastik, minum botol beralkohol, baju bekas, hingga gelas kaca.

Bahkan, Kompas.com sempat menemukan kayu yang sudah lapuk. Kondisinya basah dan di sela-sela serat kayu tersebut banyak rayap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Megapolitan
Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Megapolitan
Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com