Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetap Jualan di Gang Mayong meski Rawan Tawuran, Pedagang: Lokasinya Strategis

Kompas.com - 08/06/2023, 20:47 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudi (54) sudah bertahun-tahun berjualan di Jalan Bekasi Timur IV, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.

Ia berjualan mi ayam di pinggir jalan yang dikenal Gang Mayong setiap Senin-Jumat pukul 09.00-18.00 WIB.

Meski sudah mengetahui lokasi itu rawan tawuran, Sudi enggan pindah dari sana.

"Setelah tahu suka ada tawuran, tetap enggak mau pindah sih. Cari lokasi dagang yang bagus susah juga soalnya di Jakarta," ujar Sudi di lokasi, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Mendambakan Gang Mayong yang Aman dan Damai Tanpa Tawuran...

Adapun Jalan Bekasi Timur IV lebih dikenal sebagai Gang Mayong. Mayong sebenarnya adalah nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.

Namun, tawuran antara warga Gang Mayong RW 07 dan warga RW 08 sering terjadi di jalan itu. Alhasil, kawasan itu sering dilabeli Gang Mayong.

Selain sulit mencari lokasi berdagang yang strategis, pertemanan dengan pedagang lain juga menjadi alasan Sudi tetap bertahan di Gang Mayong.

"Di sini juga udah saling kenal sama pedagang lain, jadi mudah aja untuk dapat info tawuran," ungkap dia.

Berjualan selama 7 tahun

Sudi sudah berjualan di Jalan Bekasi Timur IV selama tujuh tahun.

Saat pertama kali menapakkan kaki di sana, ia tidak mengetahui bahwa kawasan yang dikenal sebagai Gang Mayong itu rawan tawuran.

Sudi hijrah dari Klaten, Jawa Tengah, ke Jakarta pada akhir 1989. Mulanya, ia ikut kerja dengan orang lain selama dua bulan.

Sejak saat itu, ia berdagang mi ayam di Jakarta Timur dengan orang lain. Pada 2016, lokasi dagangnya pindah ke Jalan Bekasi Timur IV.

"Waktu itu disuruh dagang di sini karena lokasinya strategis. Ini kan jalanan umum ya, jadi ramai orang," jelas Sudi.

Baca juga: Cerita Tukang Mi Ayam di Gang Mayong: Lokasinya Strategis, Ternyata Rawan Tawuran

Lambat laun, Sudi bisa berdagang mi ayam sendiri.

Selama berjualan di sana, Sudi tak pernah menjadi korban tawuran karena dagangannya selalu habis paling lambat pukul 18.00 WIB.

Namun, Sudi tetap waspada dan telah memikirkan berbagai cara untuk mengantisipasi jika tawuran pecah pada saat dia masih berjualan.

"Antisipasi tawuran sejauh ini cuma bersiap diri aja buat cepat beresin dagangan, kalau enggak sempat, ya amanin pendapatan hari itu aja," kata dia.

"Amit-amitnya kalau saya jadi korban salah sasaran, saya antisipasi pakai barang-barang di sekitar buat bela diri," sambung Sudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com