Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tukang Mi Ayam di Gang Mayong: Lokasinya Strategis, Ternyata Rawan Tawuran

Kompas.com - 08/06/2023, 18:59 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudi (54) sudah berjualan mi ayam di Jalan Bekasi Timur IV, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, sejak 2016.

Saat pertama kali menapakkan kaki di sana, ia tidak mengetahui bahwa kawasan yang dikenal sebagai Gang Mayong itu rawan tawuran.

"Pas awal pindah ke sini dagangannya, saya enggak tahu kalau lokasi ini dianggap rawan tawuran. Yang saya tahu cuma lokasinya strategis aja," tutur Sudi di lokasi, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Mendambakan Gang Mayong yang Aman dan Damai Tanpa Tawuran...

Sudi hijrah dari Klaten, Jawa Tengah, ke Jakarta pada akhir 1989. Mulanya, ia ikut kerja dengan orang lain selama dua bulan.

Sejak saat itu, ia berdagang mi ayam di Jakarta Timur dengan orang lain. Pada 2016, lokasi dagangnya pindah ke Jalan Bekasi Timur IV.

"Waktu itu disuruh dagang di sini karena lokasinya strategis. Ini kan jalanan umum ya, jadi ramai orang," jelas Sudi.

Lambat laun, Sudi bisa berdagang mi ayam sendiri. Namun, ia tetap enggan pindah dari Gang Mayong.

Baca juga: Polisi Tangkap Tiga Orang yang Rusak Kandang Burung dan Motor Warga Saat Tawuran di Gang Mayong

Adapun sebagian besar orang lebih mengenal Jalan Bekasi Timur IV sebagai Gang Mayong. Mayong sebenarnya adalah nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.

Namun, tawuran sering terjadi di jalanan itu antara warga Gang Mayong dari RW 07 dan warga dari RW 08. Karena itu, kawasan tersebut sering dilabeli Gang Mayong.

"Setelah tahu suka ada tawuran, tetap enggak mau pindah sih. Cari lokasi dagang yang bagus susah juga soalnya di Jakarta," Sudi berujar.

Selain itu, Sudi juga sudah berteman dengan para pedagang di sepanjang jalanan itu. Jadi, ia dapat dengan mudah menerima informasi seputar tawuran di kawasan itu.

Antisipasi tawuran

Sudi berdagang di Jalan Bekasi Timur IV setiap Senin-Jumat pukul 09.00-18.00 WIB.

Ia berangkat dari rumahnya di belakang Stasiun Jatinegara pukul 08.00 WIB usai menyiapkan dagangan sejak pukul 04.00 WIB.

Ia memang tak pernah menjadi korban tawuran karena dagangannya selalu habis paling lambat pukul 18.00 WIB.

Baca juga: Warga Gang Mayong Jatinegara Tawuran 2 Hari, Polisi: Saya Minta, Berhenti!

Namun, Sudi tetap waspada dan telah memikirkan berbagai cara untuk mengantisipasi jika tawuran pecah saat dia berjualan.

"Antisipasi tawuran sejauh ini cuma bersiap diri aja buat cepat beresin dagangan, kalau enggak sempat, ya amanin pendapatan hari itu aja," kata dia.

"Amit-amitnya kalau saya jadi korban salah sasaran, saya antisipasi pakai barang-barang di sekitar buat bela diri," sambung Sudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com