Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: Tak Ada "Restorative Justice" untuk Kejahatan Seksual pada Anak

Kompas.com - 16/06/2023, 10:06 WIB
Abdul Haris Maulana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menentang upaya penyelesaian kasus kejahatan seksual secara kekeluargaan.

Hal ini berkaca pada kasus bocah perempuan berinisial NHR (9) yang diperkosa oleh S alias UH (65) di kawasan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.

Dalam kasus itu, keluarga korban sempat disarankan untuk menyelesaikan kasus secara kekeluargaan oleh pengurus RT setempat.

"Sekali lagi kita diperlihatkan bagaimana masyarakat menyelesaikan kejahatan seksual pada anak dengan menempuh jalan kekeluargaan," ujar Wakil Ketua KPAI Jasra Putra ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (15/6/2023).

Baca juga: KPAI Desak Polisi Segera Tangkap Lansia Pemerkosa Bocah di Cipayung

"Padalah soal trauma kekerasan seksual, terutama kejahatan seksual pada anak adalah penderitaan yang dibawa seumur hidup sehingga butuh pendampingan panjang," sambungnya.

Karena itu, Jasra menekankan bahwa upaya penyelesaian masalah kejahatan seksual secara kekeluargaan tidak boleh dibiarkan terjadi.

Ia menyampaikan, tak ada restorative justice atau keadilan restoratif bagi pelaku kejahatan seksual.

"Sehingga tidak ada ruang restorative justice, bahkan berlaku hukuman pemberat bagi pelaku kejahatan seksual pada anak, apalagi terjadi pada anak yang masih sangat belia," katanya.

Baca juga: Keluarga Bocah Korban Pemerkosaan di Cipayung Sempat Disarankan Tak Lapor Polisi

Adapun alasan pelaku kejahatan seksual tidak boleh diberi restorative justice, kata Jasra, dikarena mereka bisa saja kembali melakukan perbuatan yang serupa.

"Karena kita memahami para residivis atau mantan narapidana masih bisa mengulangi perbuatannya," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, F (32) sempat disarankan untuk menyelesaikan kasus pemerkosaan anaknya, NHR (9), secara kekeluargaan oleh pengurus RT setempat.

NHR diduga menjadi korban pemerkosaan oleh S alias UH (65) sepanjang 2021-2022 di kawasan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.

"Awalnya sebelum ke Polres, pengurus RT bilang kenapa enggak diselesaikan secara kekeluargaan dulu," ujar dia di Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (14/6/2023).

Baca juga: 3 Bulan Berlalu, Lansia Terduga Pemerkosa Bocah di Cipayung Baru Sekali Dipanggil Polisi

Namun, Farida tegas menolak dan tetap melapor ke polisi.

"Karena posisinya NHR anak saya, saya maunya cepat laporan," ungkap dia.

"Pas nyuruh kekeluargaan, itu cuma saran aja sih. Enggak ada pemaksaan dan penahanan terhadap saya. Semuanya nerima keputusan saya untuk lapor ke polisi," sambung Farida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com