JAKARTA, KOMPAS.com - Siti, bibi dari W (37), perempuan yang dibakar oleh suaminya, US (38), mengaku membutuhkan donasi untuk membayar utang biaya pengobatan di rumah sakit.
Pihak keluarga sempat mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk membayar pengobatan W dan kedua anaknya, K (14) dan N (15).
Siti mengatakan, pihak keluarga W sangat membutuhkan donasi untuk keperluan operasi serta membayar utang saat W dan anaknya dirawat di RS Islam Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara.
Baca juga: Penggalang Dana untuk Istri yang Dibakar Suami di Cakung Mengaku Buka Donasi atas Izin Keluarga
"Iya sangat butuh sekali (donasi), kami juga hidup pas-pasan. Apalagi menebus keponakan saya dari RS kan enggak gratis. Harus pinjam dari kerabat di kampung," ujar Siti saat ditemui di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Minggu (2/7/2023).
Ia mengatakan, keadaannya yang sulit tak mampu banyak membantu W dan keluarga. Siti harus berutang untuk membiayai rumah sakit W.
"Sedih sebenarnya kami. Sampai menggadai STNK saya dan kerabat saya," kata dia.
"Sedangkan biaya buat saya kan gimana kalau harus bolak-balik sini ke rumah sakit. Kami kan usaha ya kecil-kecilan, kalau ongkos ke sini ya keteteran juga," tambah dia.
Namun, belakangan, polisi memastikan seluruh biaya pengobatan W dan kedua anaknya telah ditanggung alias gratis.
Baca juga: Suami Gelap Mata Saat Cekcok Berujung Bakar Istri, 2 Anak, dan Dirinya Sendiri
Setelah kabar mengenai kejadian ini viral, muncul penggalangan dana untuk pengobatan W dan kedua anaknya.
Penggalangan dana itu diinisiasi oleh Yayasan Gerak Menebar Kebaikan.
Ketua Yayasan Gerak Menebar Kebaikan Robby Elansa mengatakan, mereka mendapat informasi soal kasus itu dari rekan korban.
Mereka lalu bergerak menuju RS Tarakan, Jakarta Pusat untuk menemui korban.
"Kami bertemu dan keluarga tersebut bercerita sejak kronologi kejadian sampai dibawa ke RS Islam. Kesulitan dalam pembiayaan karena memang masih berbayar waktu itu," ucap Robby saat dihubungi Kompas.com, Minggu.
Baca juga: Galang Dana untuk Istri yang Dibakar Suami di Cakung, Ketua Yayasan: Waktu Itu Sempat Kesulitan Dana
Keluarga korban bercerita, mereka sempat mencari biaya pemindahan. Kerabat W juga sempat mencari pinjaman untuk membiayai pengobatan tersebut.
W yang bekerja sebagai petugas kebersihan tidak memiliki cukup uang untuk menutupi biaya tersebut.