TANGERANG, KOMPAS.com - S, seorang ayah yang menyimpan jasad bayinya di dalam kulkas karena tak punya biaya untuk pemakaman, dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
S dan istrinya, AA yang tinggal di rumah kos di Jalan Tanah Seratus, RT 003 RW 013, Sudimara Jaya, Ciledug, Tangerang, disebut tetangganya tak pernah bersosialisasi.
Anita, tetangga S mengatakan, pasangan suami istri (pasutri) itu memang tak pernah bersosialisasi dengan tetangga.
Padahal, mereka sering melakukan aktivitas di luar rumah.
"Saya enggak tahu (kesehariannya S dan AA). Dia paling cuma keluar naik motor sama lakinya abis itu pulang lagi enggak mampir, hanya sebatas itu aja," kata Anita.
Baca juga: Ayah di Tangerang Terpaksa Simpan Jasad Bayi di Kulkas karena Tak Punya Uang untuk Pemakaman
Kendati begitu, kata Anita, rumah kos yang ditempati pasutri itu sering kedatangan tamu.
Namun, para tamu yang datang merupakan orang yang tak dikenal warga setempat.
"Iya, memang sering orang keluar masuk, kayak manusia silver dan juga beda-beda orang," ucap dia.
Senada dengan Anita, Yusrizal yang kamar kosnya bersebelahan dengan S pun juga mengungkapkan hal serupa.
Ia bahkan tak mengenal nama pasutri tersebut, walaupun sudah bertetangga cukup lama.
"Dia (S dan AA) ada setahun disini, saya sudah tiga tahun disini. Tapi, kenal aja enggak namanya siapa apalagi kerjaannya," kata Yusrizal.
Baca juga: Kekalutan Ayah Simpan Jasad Bayi di Kulkas, Tak Punya Biaya Pemakaman dan Istri Masih Dirawat
Kapolsek Ciledug AKP Dorisha Suryo mengatakan, S terpaksa menyimpan jasad bayi karena terhimpit masalah ekonomi.
S tidak punya biaya untuk menguburkan jasad anaknya di tempat pemakaman umum (TPU).
"Dia (S) tidak punya biaya dan tidak ada keluarga di Ciledug, sehingga bayi dimasukkan ke freezer dulu, sambil menunggu membuat surat kematian di kelurahan untuk dimakamkan," kata Dorisha saat dikonfirmasi, Rabu (5/7/2023).
Dorisha menjelaskan, kejadian bermula ketika S membawa istrinya berinisial AA ke rumah sakit untuk proses persalinan pada Minggu (2/7/2023) sore.